Bagian15

862 67 8
                                    

Freya bangun dari tidurnya dengan semangat, bersiap-siap, dan bergegas ke sekolah. Saat menghidupkan lampu di ruang tamu, tatapan kagetnya tertuju pada Raisha dan Kak Chika yang tertidur sambil berpelukan. Freya, dengan polosnya, menyaksikan momen ini sambil mengucap, "Astagaaaa!!" Meskipun terkejut, Freya memutuskan untuk membuat sarapan roti panggang untuk semuanya sebelum berangkat ke sekolah. Ia tak tega membangunkan mereka, jadi meninggalkan surat di atas meja makan.

Alarm Chika berbunyi, membangunkannya, dan matanya terbuka dengan melihat Raisha tidur di depannya. Chika bangun duluan, mengecek Gaby dan Callie yang ternyata masih berpelukan. Chika tersenyum tipis, menyadari bahwa momen akur satu-satunya adalah saat mereka tidur bersama.

Saat merapikan ruang tamu, bel rumah berbunyi, ternyata itu adalah mommy dan daddy Callie. "Permiisi.. Tante mau nyari Callie dan Raisha?" sapa Mommy.

"Oh, iya, Tante. Mereka ada di dalam" jawab Chika.

Chika mempersilahkan mereka masuk dan daddy Callie berbisik, "Mom kayak familiar mukanya," ucapnya.

"Astaga, dedek tidurnya berantakan banget!" komentar mommy saat melihat Raisha tidur seperti helikopter.

"Sebentar ya, Tante, Om. Callienya ada di dalam." ucap Chika sambil bergegas ke kamar Gaby. Dengan cepat, ia membangunkan Callie, takut jika orang tua Callie melihat mereka berdua tidur berpelukan. "Call, Callie, bangun.." ucapnya.

"Hummm, iya, Kak Chika?" jawab Callie.

"Mommy dan Daddy kamu ada di ruang tamu"

"Hah?!" Callie terkejut, buru-buru bangun dari tidurnya, dengan sigap membersihkan dirinya di kamar mandi agar tidak terlihat seperti baru bangun. Mereka berdua bersiap-siap untuk menghadapi momen yang tak terduga ini.

"Mommy, Daddy.. maaf ya kemarin aku nggak ngabarin." ucap Callie, mendekati orangtuanya.

"It's okay, sayang. Adik kamu udah telepon kok. Gimana keadaan Gaby?" tanya mommy.

"Gaby udah mendingan, Mom. Masih tidur tuh.." jawab Callie. "Oh, iya, Mom, Dad, ini Ka Chika, pacarnya Rai." lanjutnya.

"Oh, pantesan tadi Daddy kepikiran kok kayak familiar. Si dedek udah pernah ngasih liat fotonya Mom." ucap Daddy.

"Oh, ini toh.." kata Chika sambil memperkenalkan diri, "Hehe, iya, Om, Tante.. aku Chika."

"Panggil Mommy Daddy aja ya, sayang." sambut mommy dengan hangat.

Suara batuk terdengar dari kamar Gaby, membuat mereka panik dan segera menghampiri. Gaby sudah bangun, tapi darah keluar dari mulutnya. Mommy membantu Gaby dan Callie mengambilkan air. "Gaby sayang, mana yang sakit?" tanya mommy.

"Uhukk uhgukk ehhemm, nggak ada, Mom." ucap Gaby berusaha berbohong.

"Dad, telepon dokter keluarga minta kesini, Gaby harus diperiksa!" perintah mommy. Daddy mengangguk dan segera menelfon dokter itu.

"Tunggu sebentar ya..." ucap mommy.

Daddy kembali ke kamar, "30 menit lagi dia sampai." ucapnya, "Oiya, Gaby, ayah sama bunda kamu nitip salam. Kemarin Daddy yang telepon mereka, Daddy bilang kamu nginep di rumah kami biar mereka nggak kepikiran." lanjutnya.

"Terima kasih, Dad." ucap lirih Gaby.

"Gaby, kamu sama Freya kalau butuh apa-apa bisa bilang ke Daddy ya. Sekarang kita keluarga, ayah dan bunda kamu sekarang menjadi rekan bisnis kami. Kami akan ke luar negeri dalam waktu yang lama untuk berbisnis. Jadi kamu sama Raisha harus sama-sama saling jaga Callie dan Freya ya." ucap Daddy, mengejutkan semua orang.

"Iya sayang, kalian bebas mau apa aja. Kita bakal turutin. Kita juga udah siapin apartemen dekat sekolah biar nggak terlalu jauh." sambung mommy.

Gaby masih memproses semuanya, terasa rumit baginya sekarang. "Aduh, otak aku ngelag, Dad." ucapnya. Semua tertawa mendengar celetukan Gaby.

Going You at a Speed of 8706 : Gabriel&CallieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang