Gaby terbangun oleh kegaduhan yang mencurigakan, ia bangkit dari kasurnya dan turun tangga menuju sumber suara gaduh. Langkahnya terasa berat, seolah-olah takut menemui sesuatu yang tidak diinginkannya. Di ruang tamu, Gaby menemukan Freya yang tengah asyik membaca buku. Mata Gaby menyapu ruangan, mencari tahu sumber kegaduhan tadi."Dik, tadi suara berisik itu siapa? Ada tamu ya?" ucap Gaby dengan nada khawatir, sambil mengucek matanya yang masih terasa kantuk.
"Eeh, Kak Iel... nggak ada suara apa-apa kok, Kak." jawab Freya dengan ekspresi polos, merahasiakan apa yang sebenarnya terjadi.
Gaby melirik jam di dinding dan sontak terkejut, "Astagaaa, udah jam 8 malam... Kamu udah makan? Maaf ya, aku tidurnya lama" ucap Gaby, menyadari telah melewatkan waktu.
"It's okay, Kak Iel. Aku udah makan kok. Tadi aku pesen online, sekalian aku pesenin buat Kakak juga. Makan dulu gih."
"Iyaa, sebentar yaa" jawab Gaby sambil menghidupkan HP-nya. Notifikasi berdering tanpa henti, seperti melukiskan gelombang informasi yang datang.
Gaby mencoba untuk tidak terlalu memikirkan notifikasi tersebut. Namun, ketika melihat Instagram, dia menemukan akun Freya yang memposting Instagram Stories dengan foto mereka bersama dan ucapan selamat. Tanpa berpikir panjang, Gaby memutuskan untuk memposting ulang story tersebut.
Suara notifikasi dari HP Freya berbunyi, menandakan balasan dari Gaby. Karena sudah terlalu malam, rencana mereka untuk berkunjung ke rumah Kak Chika pun harus dibatalkan. Gaby kemudian mandi dan menghabiskan waktunya bersama Freya dengan bercerita dan membaca buku.
Saat keduanya hening, "Oiya, Kak, pas aku buang sampah tadi, nemu amplop ini" ucap Freya, menyerahkan amplop dengan ekspresi misterius.
Gaby mengkerutkan jidatnya, rasa penasaran mencuat di matanya. "Hah, amplop? Paket kah? Tapi aku nggak ada pesen apa-apa" bisik Gaby, dengan tatapan yang mencoba merasakan aura misterius amplop itu.
Mereka membuka amplop itu dengan hati-hati dan ruangan itu penuh dengan kebingungan saat lembaran kertas terungkap. Tatapan Gaby dan Freya saling bertaut, mata mereka mencari jawaban dalam setiap huruf yang tercetak:
"Karena kamu berani mengantar Callie pulang, besok jam 8 lewat 7 di Sekolah. Come, a surprise is waiting for you."
Semua ini berkaitan dengan Callie, pikiran Gaby serta Freya saling berpaut. Seolah terhubung dalam misteri yang tak terungkap. Mereka menyadari bahwa ada tiga orang yang menyerang Gaby waktu itu, dan kini, dengan detil tentang pengantarannya terhadap Callie, keberadaan mereka semakin meresap dalam kehidupan pribadi Gaby.
"Siapa sebenarnya orang itu?" bisik Freya, kebingungan melukis ekspresi wajahnya.
Gaby menatap lembaran kertas dengan intensitas, menggigit bibir bawahnya. Mata mereka bertaut, memancarkan kebingungan dan ketidakpastian di antara keheningan malam.
"Sudah pasti mereka memantau kita" ucap Gaby dengan suara pelan, tetapi penuh urgensi. "Kita perlu tahu siapa mereka dan apa maksudnya. Besok, kita harus pergi ke sana. Sekolah jam 8 lewat 7."
Freya menelan ludah, mata mereka berdua seolah menjadi jendela ke dalam gelombang drama yang semakin memuncak. Begitu banyak pertanyaan yang terbentang di depan mereka, dan misteri ini menghantui pikiran mereka sepanjang malam.
Gaby berjuang dengan pikirannya yang gelisah, tidak bisa tidur karena memikirkan maksud dari surat misterius itu. Di tengah kebingungannya, dia berusaha mengingat siapa saja yang mungkin merasa kesal padanya, mengapa hingga Callie juga terlibat? Apakah mungkin orang itu memiliki perasaan khusus pada Callie? Banyak pertanyaan menghantui pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Going You at a Speed of 8706 : Gabriel&Callie
Teen FictionDi sekolah menengah SMA48, dua dunia bertabrakan ketika Gabriel, pemain bulutangkis terkenal dengan sikap dingin dan keangkuhannya, dipertemukan dengan Callista, seorang kutu buku ceria dan aktif sebagai anggota PMR. Keduanya sama-sama memiliki kepr...