Bagian3

865 65 2
                                    


Gaby pulang dengan senyum penuh keceriaan. "Bunda, Ayah Iel menang!!!" serunya, matanya berkilau penuh semangat.

"Iya, Bunda udah liat di Instagram sekolah kamu, teman-temen Bunda juga pada ngirim di WhatsApp," Bunda menjawab sambil tersenyum bangga.

"Terimakasih ya, Iel. Udah buat Ayah sama Bunda bangga banget," ucap Ayah sambil memeluk Gaby erat. "Pertahankan semangat dan prestasinya, ya, Nak! Ini baru awal dari banyak kesuksesan yang akan kamu raih."

Gaby mengangguk sambil tersenyum lebar. "Pasti, Bun, Yah sayangku cintakuuu! Iel janji akan terus berusaha dan memberikan yang terbaik." Mereka  pun tertawa bahagia, merayakan kemenangan dengan makan bersama karena bunda sudah mempersiapkan semua setelah mengetahui anak kesayangannya menang.

-----

Gaby merebahkan badannya di kasur kesayangannya, tersenyum lebar sambil merenungi momen-momen epik bersama teman-temannya tadi. Matanya kemudian melirik ponselnya yang sejak awal turnamen telah terlupakan. "Bosen nih tanpa Sosmed" gumamnya.

Saat menyalakan ponsel, Gaby kaget dengan deretan notifikasi yang membanjiri layar. "Bushetttt, rame banget HP ini," serunya, mata melebar melihat banyaknya pesan dan pemberitahuan.

Ternyata, base sekolah selalu update tentang setiap aktivitas Gaby dan timnya, mulai dari latihan hingga pertandingan. Ia tidak menyangka bahwa begitu banyak orang yang menyukainya. Gaby memutuskan untuk menjelajahi timeline-nya yang dipenuhi dengan foto-foto aksinya.

"Ternyata ganteng juga gue, pantes pada kepincut," ucapnya dengan pede, lalu tertawa sendiri melihat komentar-komentar kocak dan dukungan dari teman-temannya. "Mungkin memang saatnya dunia tahu betapa luar biasa Gabriella ini!" pikirnya sambil tersenyum puas. Hari ini, ia benar-benar merasakan betapa spesialnya menjadi pusat perhatian, dan itu membuatnya semakin termotivasi untuk terus berkembang.

Di tengah-tengah keasyikan melihat timeline, tiba-tiba muncul notifikasi pesan dari Raisha. Fotonya bersama Callie tadi  menghiasi layar ponselnya. Senyum merekah terpancar di wajahnya, memperlihatkan keceriaan yang tak terbendung.

"Diliat-liat, cocok juga gue sama dia,"  gumamnya sambil memandang foto tersebut. Sebuah ide tiba-tiba muncul dalam benaknya, "Apa gue cetak aja nih foto ya, buat kenang-kenangan... lucu juga," ucapnya sambil tersenyum licik.

Gaby bergerak cepat, mengambil kamera polaroid kesayangannya. Setelah selesai mencetak, Gaby menyusun foto-foto tersebut. Namun, foto dengan Callie ditempatkan pada bingkai yang berbeda. Matanya menyapu setiap detail foto, dan senyum-senyum sendiri tanpa bisa dicegah. Meskipun sudah pernah berfoto bersama sebelumnya, momen ini terasa begitu spesial dan berbeda.

-----

Tok.. tokkk.. tokk.. Suara ketukan pintu kamar menggetarkan keheningan pagi Gaby.

"Sayang, bangun sudah jam setengah 7!" teriak Bunda berusaha membangunkan Gaby dari tidurnya.

"Iya, Bunda, Iel udah bangun," jawabnya dengan suara yang masih terdengar setengah tertidur dan lemas.

Namun, Gaby merasa tidak enak badan. Mungkin efek dari latihan yang begitu intens dan kecapean semalam. "Nih kalau gue nggak sekolah, males banget kalau tiba-tiba ulangan ntar gue ngerjain sendiri," keluhnya sambil merintih. Meskipun demikian, dia tetap bersikap gigih dan bergegas bersiap untuk pergi ke sekolah.

-----

Di sekolah, suasana sekitar Gaby terasa hening. Biasanya penuh semangat dan ceria, kali ini Gaby hanya diam, tak seperti biasanya. Bel istirahat berbunyi, namun Gaby tetap terdiam di bangkunya. Dengan lincah, ia menyelipkan kepala di bawah bantal yang selalu tersedia di bawah bangku, memutuskan untuk memejamkan matanya.

Going You at a Speed of 8706 : Gabriel&CallieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang