Bagian23

931 112 27
                                    

Callie buru-buru ke kamar Gaby, saat membuka pintu kamarnya Gaby masih tertidur pulas dengan Calby disampingnya. "Akkhhh cu bangettttttt" ucap Callie pelan melihat itu, padahal Gaby kemarin menunjukkan sikap seakan tidak menyukai Calby. Callie mengabadiakan momen itu, sangat langka baginya. Tidak ingin menggangu Gaby beristiahat, dia berlalu ke kamarnya.

Callie membuang tasnya ke sembarang arah dan merebahkan tubuhnya diatas kasur. Senyum kebahagiaan masih memenuhi wajahnya, bagaimana tidak, seorang Gabriel memberikannya bunga. "Ini kalau gue minta nikah ntar malem, Mommy setuju nggak ya?" Baru diberikan bunga dia sudah berfikir untuk menikah. Ada-ada saja si Callie ini.

Freya meminta izin untuk menginap juga hari ini, katanya Gaby sudah memberi izin. Namun sampai sore Gaby belum juga bangun, jadi Freya menitip pesan pada Callie. Ah semesta memang sangat berpihak pada Callie hari ini, sudah menang lomba dan dua saudaranya meninggalkan dia dan Gaby dirumah. "Perfect banget ini mah, gue bisa berduaan sama Gaby.." serunya penuh semangat.

Waktu sudah magrib, Callie membangunkan Gaby yang tidak kunjung bangun dari tidurnya. "Gabriel.. sayang.." ucapnya lembut mengelus pipi Gaby. Bukannya bangun, Gaby malah meraih tangan Callie dan menjadikannya sebagai bantalan untuk tidur. "hmmm 5 menit lagi Bi.." ucap Gaby, dia mengira itu Bi Sumi, bahkan dia tidak sadar telah menjadikan tangan Callie sebagai bantal.

"Clingy banget si bayii akuhhh" Callie tersenyum, tingkah Gaby akhir-akhir ini membuatnya makin gila. Callie duduk disambing Gaby menunggunya bangun sambil main HP.

Suara dari HP Callie yang sedang menonton video lucu membangunkan Gaby. Dia membuka matanya berlahan. "Tuhan Yesusss.." seru Gaby terkejut, Callie duduk disampingnya dengan senyum bahagia. "Lo ngapain Call?" Gaby buru-buru bangun dari tidurnya. Callie menahan tubuh Gaby, "Diem dulu.." Callie mendekat, Gaby yang ada dibawahnya masih sulit memproses apa yang terjadi. "lama banget sih bobonya, kamu kecapean ya? hum?" suara lembut Callie membuat Gaby merinding. Gaby menelan ludah dalam-dalam, hatinya berdetak kencang. "Ini Calby hampir kamu tindih.." Callie mengambil Calby dan mendekapnya.

"Ayo bangun.. kamu lama banget bobonya. Mandi gih, aku tunggu di bawah ya, aku udah masak tadi" Ucap Callie mengelus kening Gaby, kemudian berlalu keluar dari kamar.

Siall, kirain bakal ciuman. Gaby masih merasa berdebar, dia memegang dadanya untuk meredam debaran itu. "Bahaya juga si Callie lama-lama.." ucapnya. Dia bergegas mandi dan ke bawah, karena dia juga sudah sangat lapar.

"Bi Sumi sama Pak Agus mana Call?" Gaby duduk, dihadapannya sudah ada hidangan lezat salah satunya sayur sop kesukaannya.

"ya udah tidur lah, liat jam tuh.. udah jam 10, kamu bobonya lama bangett"

Setelah selesai makan, Gaby langsung ke kamarnya, sedangkan Callie mencuci piring. Mereka sudah seperti sepasang suami istri sekarang. Gaby mengunci pintu kamarnya karena ingin menonton film, taulahya kenapa dikunci..

Callie, dari luar terus berteriak dan memaksa masuk ke kamar Gaby, Gaby yang sama sekali tidak memperdulikannya karena menggunakan headphone. Lama-lama suara Callie semakin mengganggu, Gaby menyerah dan membiarkan Callie masuk.

Kamar Gaby gelap gulita, hanya cahaya dari ipad yang memberikan sedikit penerangan. Gaby menutup kembali pintu kamarnya, "mau apa Cal? ganggu mulu lo.."

"aa mau ikut nonton.." rengek Callie

Gaby diam sejenak, dia berusaha mencari alasan. Karena film yang sedang dia tonton banyak adegan ciuman dan sedikit brutal. "Ayo ih.." Callie sudah mengambil posisi nyamannya diatas kasur dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut. "Ini horror ya? kamu sampe matiin lampu" ucapnya.

Belum sempat Gaby mengganti film yang akan ditonton, Callie sudah memulai film yang di pause Gaby. Mereka menonton dengan ruangan gelap membuat suasanya mengerikan, Callie sudah siap-siap jika ini memang film horror.

Going You at a Speed of 8706 : Gabriel&CallieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang