Bagian28

602 73 6
                                    


Gaby bersiap-siap untuk pergi selama tiga hari, sesuai dengan yang telah dia bicarakan sebelumnya. Sementara itu, di rumah, hanya ada Callie, Raisha, dan Freya, ditambah dengan asisten rumah tangga mereka yang harus pulang kampung secara bersamaan.

Raisha tengah berhadapan dengan sejumlah masalah, terutama dengan hubungannya bersama Chika, yang membuat hari-harinya terasa suram. Konflik antara mereka membuat suasana menjadi tegang. Chika merasa kesal karena sering dituduh berselingkuh, sementara Raisha tampaknya tidak memahami betapa pentingnya posisi Chika sebagai orang yang penting dalam organisasi tersebut.

"Galau terus, Sha. Mau keluar nggak? Nonton? Atau nongkrong? Gaby ngasih gue uang buat kita bertiga selama tiga hari." usul Callie, melihat adiknya menyiram taman sambil wajah ditekuk.

Raisha menggeleng. "Yailah, jelek banget lo galau, Sha. Kalau elo masih mau dia, kejar aja! Lagian, kan dia udah jelasin kalau itu temennya Sha.." kata Callie, mengomentari hubungan Raisha dan Chika.

"Mana ada temenan sampe dipost story gitu, Ci? Berdua doang?!!!!" Raisha tertawa cemburu.

"Mending elo samperin deh, daripada galau enggak jelas. Besok sekolah libur juga kan? Minta Amanda atau Giselle yang anter, jangan sendiri." saran Callie saat Raisha berlalu meninggalkannya sendirian.

Callie menyadari perasaan adiknya yang sedang terpuruk, tapi dia juga tidak tahu harus memberi nasihat seperti apa. "Terus sekarang gue harus ngapain? Gaby di luar kota selama tiga hari... Sedangkan sekolah dimulai dua hari lag." gumam Callie dalam hati. Tidak ada kegiatan lain yang bisa dia lakukan selain menonton drama Korea dan bermain dengan kedua anak kucing kesayangannya bersama Gaby.

Freya juga tidak berada di rumah hari ini, dia pulang malam karena mengikuti les matematika. Raisha berencana menjemputnya nanti. Seperti biasa, keluarga dengan latar belakang yang berbeda ini selalu penuh dengan drama. Saat malam tiba, mereka pun bersiap untuk makan malam. Namun, karena tidak ada yang pandai memasak di antara mereka, akhirnya diputuskan untuk memesan makanan saja. Setidaknya, dengan hanya tiga orang di rumah, tidaklah terlalu sulit untuk mengatur semuanya.

"Makan Sha! gue aduin mommy ya kalau nggak makan!" tegur Callie pada adikknya, karena Raisha hanya memainkan makanan yang ada dihadapannya.

"Kamu udah kayak ditinggal apa aja Sha.. Salah kamu sih, kan aku sudah bilang.. kalau kamu belum punya bukti ya jangan bahas itu terus, kan jadi diputusin" ujar Freya sekali berbicara langsung kena ultinya.

Raisha menghela nafas berat, seakan tidak setuju dengan pendapat Freya, "Kalian nggak ngerti, temen apaan berduaan mulu?!" bentak Raisha.

Callie menaruh sendok malknnya, lalu berusaha menjelaskan, "Kalau elo nggak ada bukti, ya jelaslah dia marah Sha. SI cowok juga udah punya pacar kan? Mana mungkin mereka selingkuh." jelasnya.

Freya yang masih sedikit mengunyah ikut berkomentar, "Bener, mending samperin deh kalau kamu masih nggak percaya.."

Raisha melanjutkan makannya, dengan tatapan kosong sepertinya dia memikirkan ucapan Callie dan Freya. Setelah semuanya selesai, mereka masuk ke kamar masing-masing tidak ada lagi obrolan diruang tamu atau setelahnya. 

Callie membuang tubuhnya dikasur dengan sembarang, dia ambil ponselnya dan melihat kembali foto-fotonya bersama Gaby. Betapa bahagianya akhirnya dia bisa memiliki Gaby seutuhnya. Namun ada yang mengganggu pikirannya, "Gimana kalau gue.." ucapannya terhenti, "Ah nggak-nggak! Nggak mungkin. Gue masih kelas 11." desisnya. Dia mengingat lagi malam itu, malam bahagianya dnegan Gaby, entah apa yang merasuki jiwa mereka, malam itu seperti berlalu khusus untuk mereka.

"Tapi gimana kalau gue hamil beneran? Mommy sama Daddy pasti kecewa.." ucapnya pelan, menyadari dia baru saja melakuakn kesalahan besar. "AAA Bodoh!" umpatnya pada diri sendiri, dia segera menghubungi Gaby melalui telepon karena perasan gelisahnya yang terus menghantui.

Going You at a Speed of 8706 : Gabriel&CallieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang