4 bulan kemudian...
Di halaman belakang di malam hari dengan udara dingin di kediaman keluarga arkatama sang kepala keluarga dengan amarahnya mengumpati darah dagingnya sendiri,meski begitu orang yang habis habisan di marahi itu tidak membalas apapun hanya menunduk dalam.
"kamu ini anak tidak tahu di untung,bisa kamu apa hah?"
"Maaf ayah Harumi sudah berusaha keras--
"Halah usaha macam apa yang kamu lakukan ? Saya percaya usaha tidak akan menghianati hasil lantas usaha apa yang kamu lakukan sampai hanya mendapatkan nilai buruk ini!"
"Maaf---
"Cukup saya tak butuh maaf dari kamu!,kamu sebagai anak bisa tidak membanggakan saya sebagai orang tua kamu?saya rasa saya tidak membebani kamu lebih bahkan saya lebih menekankan putra sulung saya di banding kamu,kamu hanya saya minta mendapat nilai bagus saja tidak mampu!"ucap adinata dengan nada bicara yang ditinggikan
Mendengar ucapan adinata yang penuh kemarahan itu sungguh membuat Harumi kesal ia takut tapi ia juga lelah terus di bandingkan seperti ini.
"Kamu ini hanya menyusahkan saja!dasar anak sialan! penyakitan!"
Degh
Apa penyakitan?sungguh kata itu keluar dari mulut seorang ayah kepada putrinya.dimana letak pikirannya bisa-bisanya mengatai darah dagingnya sendiri
Hati Harumi sakit sangat sakit,ia tidak masalah atau bahkan menerima jika orang lain seperti Elina dan teman-temannya mengatainya seperti itu tapi ia tidak menyangka ayahnya juga bisa berkata seperti itu
"Ayah!!aku ini anak ayah bukan sih?,aku juga sama seperti sky dan kak kenzie.kenapa ayah memperlakukanku berbeda,aku memang penyakitan tapi anak penyakitan ini juga anak ayah"ucap harumi sambil terisak menangis.
Adinata bungkam ia terdiam melihat sorot mata kekecewaan dari mata putrinya,jujur adinata lepas kendali dengan ucapannya tadi.
"Berani sekarang kamu meninggikan nada bicara mu hah?udah merasa jagoan,iya?sudah pergi ke kamar mu saya tidak mau membuang-buang waktu hanya untuk melihat mu menangis ada putra saya yang lebih berarti sedang menunggu saya!"
Kalau ditanya dimana Azalea, Azalea sedang ada di luar bersama sky karena mereka bertiga berniat makan malam di luar tanpa Harumi.
Azalea dan sky sudah pergi lebih dulu dan niatnya adinata akan menyusul selepas pulang dari kantor tapi waktunya tertunda karena melihat nilai ulangan harian fisika Harumi 82,
82 mungkin menurut kebanyakan orang itu bukan nilai yang rendah tapi Dimata adinata itu nilai yang sangat kurang.Harumi tak hentinya meneteskan air mata,kalau ditanya pisau yang paling tajam di dunia ini jawaban Harumi adalah perkataan ayahnya hari ini.
Adinata melangkah pergi meninggalkan Harumi yang masih berdiri terisak di halaman belakang dengan udara malam yang dingin menusuk kulit.
Sedangkan disisi lain ada orang yang sedari tadi memperhatikan perdebatan antara ayah dan anak itu,
"Bi!"tegur adinata melihat pembantunya diam diam mengintip
"Eh iya Tuan?
"Jangan ikut campur masalah keluarga saya!"
"Maaf tuan"bi idah menunduk tak berani
Lalu adinata melanjutkan langkahnya keluar rumah dan pergi menjauh dari rumah itu dengan mobilnya.
Bi idah juga masih kaget tak percaya dengan apa yang ia lihat tadi ada rasa kasihan ketika melihat anak majikannya itu.
Bi idah ini sudah bekerja dari awal adinata dan Azalea menikah tentu bi idah mengetahui bagaimana keluarga ini.
Berhenti ribut dengan isi kepalanya bi idah memutuskan untuk pergi menghampiri Harumi,saat bi idah mengalihkan pandangannya kepada Gadis itu ia sudah melihat Harumi yang duduk dengan bahu yang bergetar karena menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Girl Beauty||HARUMI [END]
Random"Maaf jika hidup dan mati harumi tidak pernah membuat kalian bahagia" "Hidup harus tetap berjalan tanpa gue,naa" _jangan benci gue karena kalah dengan takdir. ⚠️Dilarang keras melakukan plagiat cerita ini murni hasil pemikiran author!!! 🥇'1 in home...