30.belum waktunya

131 10 0
                                    

Hamparan putih luas dan kosong namun terasa begitu menenangkan,semuanya terasa ringan tak ada pikiran berat apapun di kepalanya tak ada satu fisik dan batin yang sakit,damai satu kata yang bisa mendeskripsikannya saat ini.sebelum sosok yang sudah lama pergi ada disana di hadapanya.

"Oma"lirih harumi penuh keterkejutan

Sosok yang di panggil oma itu melepar senyum hangat di bibirnya.

"Rumi cucuku"oma merentangkan tangannya seolah menyambut harumi kepelukannya.

Berlari kecil harumi memeluk erat orang yang begitu ia rindukan

"Harumi kangen banget sama oma,kenapa oma pergi ninggalin aku"

Wanita tua itu tak menjawab apapun ia hanya terus tersenyum memeluk cucunya tak kalah erat.

"Gara-gara oma ninggalin harumi,harumi jadi gak punya teman main.ibu main sama sky ayah main bareng kak kenzi sama devan"

"Tapi itu 10 tahun yang lalu sekarang harumi punya empat sahabat yang baik banget sama harumi"

"Oma apa gak kangen sama harumi?"

"Rumi bahagia?"tanya oma tanpa menjawab satupun pertanyaan dari harumi

Harumi tak menjawab seketika ia melepas pelukannya dan beralih menatap omanya.

"Harumi bahagia oma tapi akan lebih bahagia kalau ada oma,akan lebih bahagia lagi kalau ayah sayang sama harumi dan akan lebih lebih bahagia lagi kalau ibu juga sama sayangnya sama harumi"

"Mau ikut oma?"

"Boleh?"tanya harumi

"Boleh tapi bukan sekarang waktunya,kuatkan lagi ya?masih banyak orang yang butuh kehadiran rumi masih ada rasa yang belum tersampaikan nak,kembali dan manfaatkan sebaik-baiknya waktu.kuatkan lagi hati perluas lagi kesabarannya,oma sayang sama rumi"

Harumi kembali memeluk omanya dengan berurai air mata,lalu setelahnya oma hilang begitu saja tergantikan oleh kehadiran empat sahabatnya,hazel,ibu,ayahkak kenzie, dan sky mereka semua memandang ke arah harumi namun kenzie dan sky membelakangi dirinya.

"Mi ayo jangan diem bae,lu gamau lihat adik gue lahir?"trika berteriak memanggilnya.

"Harumi ayo!!!"teriak mereka berempat sedangkan terliahat keluarganya berbalik dan melangkah meninggalkan harumi.

"Diem aja terus disitu!kita tinggal lo mi!"
Ucap aruna perlahan mereka pun seperti akan meninggalkan dirinya seperti keluarganya.

"Tunggu!"harumi berlari mengejar mereka.

><

Perlahan netra yang terpejam selama tiga hari itu kini mulai terbuka,membuat seorang gadis di samping brankarnya terasa bisa bernafas lega kembali.

"Mi"lirihnya memanggil dengan mata yang mulai berkaca kaca.

"n-na.."

Mengabaikan dulu air yang sudah ada di umpuk mata aruna beranjak lalu menekan tombol yang ada di atas brankar untuk memanggil dokter.

Aruna menggenggam tangan sahabatnya itu menatap netra sayu penuh kehangatan nan lembut.

"Maaf"lirih harumi di balik masker oksigen yang menutupi bagian hidung dan mulutnya.

Di balas anggukan oleh aruna,bola matanya terasa memanas menahan air mata yang siap meluncur kapan saja.

Tak lama dokter dan beberapa perawat masuk,aruna keluar dan menunggu di depan ruangan.

Setelah aruna meninggalkan ruangan,harumi memulai pembicaraan dengan dokter yang tak lain adalah dokter yang sama yang mendiagnosa tumor otak nya Dr.Madeva aksa.

Spring Girl Beauty||HARUMI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang