42.Luka untuk hazel!

360 8 1
                                    

seorang pemuda keluar dari mobilnya dengan senyuman cerah menghiasi wajah tampannya.

"Assalamualaikum...Azel pulang!!"ucap nya saat memasuki rumah.

Dinda dan tyo yang tengah berada di meja makan nampak terkejut dengan kepulangan si sulung yang mendadak.

Dinda dan tyo beranjak dari duduknya dan menyambut kehadiran si sulung dengan senyuman yang tampak tidak lepas dari keduanya.

"kenapa pulangnya mendadak ,nak?"ucap dinda sambil memberi pelukan singkat untuk sang anak.

"Biar suprise dong bun"ucap hazel sambil cengengesan.

"yaudah kamu bersih-bersih dulu terus itu lanjut sarapan ya"ucap dinda

"Gak deh bun hazel mau nemuin dulu orang yang udah gak balas chat hazel 2 minggu an ini,hazel mau kejar kepastian dulu bun"ucap hazel yang membuat dinda dan tyo merasa tak enak mereka tau siapa orang yang di maksud, orang yang sekarang telah beristirahat tenang.

"Nak.."ucap tyo masih berusaha menyampaikan duka ini.

"iya yah?kenapa?"

"Bunda sama ayah mau ngasih tau sesuatu sama abang.."ucap dinda membawa hazel duduk di sofa.

"Nak...bagaimana di bandung?"ucap tyo membuka pembicaraan yang bukan topik utamanya

Sedangkan dinda beranjak pergi meninggalkan keduanya dalam obrolan.

"Baik-baik aja kok yah...semua aman,tapi kakek tetap kekeh mau azel yang nerusin perusahaan padahalkan hazel maunya jadi dokter aja,azel gak tertarik sama bisnis"hazel bercerita dengan penuh kecewa.

Tyo hanya tersenyum tipis dan menepuk pundak putra sulungnya,tak lama dinda kembali dengan sebuah kertas tergulung rapi dengan pita merah mengikatnya.

"Respon ayah cuman itu?ayah gak ada yang mau di tanya lagi kan?bunda?"tanya hazel

"kalau gitu hazel mau izin keluar,udah ada janji hari ini"ucap hazel

"sebentar nak..."cegah tyo tampak ragu-ragu membuat hazel jadi di liputi rasa penasaran dan kebingungan.

"Ada apa ayah?...bilang saja"ucap hazel

"Putra ayah masih menyukai gadis pertamanya?"pertanyaan tak di duga membuat hazel mengkerutkan halisnya bingung.

"maksud ayah?tentu saja hazel masih dan akan selalu menyukai harumi,kenapa seperti itu?ada apa?"

Tyo menghela nafas dalam "Nyatanya tuhan lebih menyanginya nak... Harumi sudah kembali kepada tuhan"

Dengan tatapan kosong, Hazel merasa dunianya runtuh dalam sekejap. Dia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Harumi, cinta sejatinya, telah pergi untuk selamanya. Air mata mulai mengalir tanpa henti dari matanya yang terkejut dan terpukul.

"Harumi... Harumi sudah pergi?" gumam Hazel dengan suara yang gemetar.

Dinda dan Tyo hanya bisa merangkul Hazel yang hancur oleh kabar yang mengejutkan itu. Mereka merasakan kepedihan yang sama, namun harus tetap tegar untuk memberikan dukungan pada Hazel.

Hazel merasa seperti dunianya runtuh. Semua mimpi dan harapan yang ia miliki bersama Harumi sekarang hanyalah kenangan yang menyakitkan. Dia merasa kehilangan yang begitu dalam, kekosongan yang tak tergantikan. Rasa penyesalan dan kehilangan merayapi hatinya, membuatnya meratapi nasib yang tak terduga ini.

Dalam keheningan yang menyelimuti ruang tamu, Hazel merenungkan kenangan indah yang pernah ia bagikan dengan Harumi. Setiap senyum, setiap kata, setiap momen bersama Harumi kini menjadi berharga dan tak tergantikan. Dia merasa seperti kehilangan sebagian dari dirinya, sebagian dari hatinya yang tak akan pernah pulih lagi.

Spring Girl Beauty||HARUMI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang