14. hadiah untuk satu sama lain

678 114 185
                                    

Taufan sebagai Tama Narasatya;
dan
Halilintar sebagai Harsa Narasatya

Taufan sebagai Tama Narasatya; dan Halilintar sebagai Harsa Narasatya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mulai sekarang obat kamu aku sita. Teh hitam juga aku sita. Aku nggak mau kamu ngerusak kesehatan kamu lagi, Sa."

Tama mendengus kesal seraya melilitkan perban di tubuh adiknya usai mengolesi salep pada luka di dada adiknya.

Syukur setelah tiga hari, keadaan adiknya mulai membaik. Tubuh Harsa mulai terisi setelah di beri makan yang banyak, asma Harsa menjadi lebih jarang kambuh, dan luka-luka di bagian dada serta punggung Harsa hanya menyisakan luka kecil.

"..."

"Sa, aku ngomong dari tadi di jawab dong! Kalau kamu diem terus, aku panggilin ustadz buat ngerukyah kamu!"

Dan Harsa akhirnya tersentak dan menatap bengis seperti sedia kala, "Sensian banget! Aku denger, kok!"

"Denger? Terus tadi aku ngomong soal apa?" Tama mengernyit marah, lalu dengan sengaja memukul pelan luka di dada adiknya hingga Harsa meringis.

"Dandanan menor Bu kepsek?" Meski begitu Harsa terlihat ragu-ragu pada jawaban hasil mengarang miliknya.

TAK

Tama menjentikkan jarinya di dahi Harsa hingga menimbulkan kemerahan di sana. Tak ayal Harsa melotot geram dan berakhir diam, "Iya, iya. Aku nggak denger."

"Mikir apa sih kamu malam-malam gini? Ayo tidur. Besok kita harus cepet-cepet ke bandara biar nggak ketinggalan pesawat."

Sang Kakak tersenyum pasrah. Dia sudah lebih dulu menjatuhkan diri di samping kasur adiknya lalu menepuk-nepuk ruang yang kosong.

"Kepo." Harsa menjulurkan lidahnya lalu menurut untuk berbaring di sisi saudaranya. Rasanya sangat hangat. "Bisa diem nggak!?" Kehangatan itu terusik begitu Tama dengan jahil mulai mendekap Harsa dengan erat bak sebuah guling.

"Apa, sih. Meluk adek sendiri nggak boleh?"

"Bukannya nggak boleh. Tapi inget umur, lah. Bentar lagi kita lulus SMA. Malu-maluin."

"Nggak masalah kalau malu-maluin. Aku mau meluk kamu sampai puas!" Tama terkikik geli ketika melihat wajah tertekan Harsa. Jika di ibaratkan, wajah Harsa seperti baru saja di siram cat merah! "Mau saling cerita, nggak?"

Biasanya Harsa akan selalu menolak dan mendelik sinis. Tetapi hari ini sang Adik hanya mengangguk dan bergeser sedikit demi melonggarkan pelukan Tama.

[✓] Derana : I Lost My Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang