2. Rumah itu yang seperti apa, ya?

916 133 190
                                    

Taufan sebagai Tama Narasatya;
dan
Halilintar sebagai Harsa Narasatya

Taufan sebagai Tama Narasatya;danHalilintar sebagai Harsa Narasatya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perkara arti rumah menjadi permasalahan di batin mereka. Harsa jengah, Harsa lelah, Harsa tidak suka berada di sini.

Terutama hari ini, ketika mereka pulang malam dan menemukan Ibu mereka bersama pria lain, itu bukan Ayah mereka.

"Mama," Tama menurunkan Harsa lalu mendekati Ibunya seraya memasang senyum paksa. Pria mana lagi ini? Mengapa Ibu selalu saja selingkuh di belakang Ayah?

"Eh, Tama, Harsa? Ini kenalin Om Kai. Dia teman kerja mama di kantor." Ucap Kirana, ibu mereka dengan lugas.

Bohong. Teman kerja mana yang seenaknya menyentuh sana-sini? Tama mengangguk kecil lantas izin pamit ke kamar.

Hanya ada Harsa yang tersisa, menatap tajam Ibunya bak tengah menatap musuh bebuyutan. "Udah yang ke berapa kali ini? 3 atau 4? Om tahu nggak sih kalau Mama ku sudah bersuami?"

Dan apa reaksi mereka? Tenang bak air danau. Mereka hanya tersenyum penuh penghinaan, "Aduh, harusnya anak kecil diam aja, ya? Urusan orang dewasa itu bukan urusan kamu." Ucap Kai dengan senyum miring.

"Harsa, masuk ke kamar. Nanti kita bicara lagi," Kirana melontarkan senyum manis, senyum yang mengatakan jika malam ini Harsa tidak akan tidur dengan tenang.

Ketika malam menjelang semakin jauh, badai kembali menyapu perkotaan, menghapus semua debu-debu yang berterbangan. Harsa di sana, di sudut kamar sambil gemetar hebat. "Jangan sentuh!" Ketusnya ketika sang Ibu berniat membelai kepala Harsa.

Ketakutan membludak. Harsa memiliki trauma pada perempuan termasuk Ibunya sendiri.

Kirana berdecak sebal sedari tadi, "Kamu kenapa, sih? Selalu aja bikin masalah buat Mama!" Badai terlalu deras, membuat Tama yang berada di seberang kamar tidak mendengar teriakan Ibu mereka.

"Mama yang kenapa! Kalau mau pisah, pisah aja! Nggak usah pakai alasan bertahan karena kami!" Manik hazel Harsa turut bergetar, udara dingin mencekik paru-paru dan membuat asmanya kambuh dengan parah.

"Nggak tahu diri!" Lalu sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Harsa hingga tertoleh di samping. Rasa sakitnya tidak terasa, tetapi sentuhan fisik ini membuat Harsa muntah dan gemetar begitu parah. Kirana berdecak lagi dan lagi, "Mama bertahan untuk kalian! Kalau mama nggak ada, siapa yang mau ngurus kalian?!"

Terdengar seperti Kirana telah mengurus mereka selama ini, tetapi nyatanya tidak. Harsa menggeleng kuat, mencengkram baju bagian dadanya selagi mengatur nafas.

[✓] Derana : I Lost My Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang