11. kesalahan terbesar Tama

678 115 175
                                    

Taufan sebagai Tama Narasatya;
dan
Halilintar sebagai Harsa Narasatya

Taufan sebagai Tama Narasatya;danHalilintar sebagai Harsa Narasatya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pergi." Tetapi Harsa hanya mendengus dan berbalik menuju toilet, membuat Ying segera menarik lagi tangan Harsa seraya berkata, "Sa! Aku denger dari Fahri kalau kamu kabur dari rumah sakit... aku mikirnya kamu pasti bakalan pergi jauh setelah di kecewain Tama, makanya aku ke sini. Kamu mau pergi ke mana?"

Sialan. Berani sekali perempuan ini menyentuh tangan Harsa! "Aku mau pergi ke manapun bukan urusan mu."

"Lama, ya?" Ying kembali bertanya dengan nada polos. "Usahain nggak usah kembali lagi ke sini. Soalnya kamu cuman bisa ngehancurin hubungan kami."

Hubungan? Maksudnya hubungan yang di penuhi tipu muslihat?

Harsa menghempaskan tangan gadis itu dalam sekali sentakan. Mata jelaganya memicing tajam dan semakin menunjukkan rasa tidak suka. "Nggak perlu khawatir. Cukup khawatirin akting kamu yang bakal kebongkar sewaktu-waktu."

Ada tawa renyah yang menggema. Riuh di depan toilet semakin berkurang, membuat suara mereka terdengar lebih nyaring. Ying menjawab lugas, "Nggak bakal. Contohnya kaya kemarin. Padahal kalian saudaraan, tapi Tama malah lebih percaya sama aku. Kamu pasti kecewa."

"Kamu nggak perlu khawatir. Tama aman sama aku." Ying bergerak maju lagi dan beranjak hendak menepuk pundak Harsa, tetapi dengan cepat remaja lelaki itu menepisnya lagi dan lagi.

"Puas ngomongnya? Kalau gitu aku pergi." Ketika Harsa hendak melewati gadis itu, tiba-tiba suara gedebuk yang keras menggema berbarengan dengan jeritan kecil. Harsa mengernyit, tatap Ying yang terjatuh di lantai tanpa ada alasan yang masuk akal.

"Aw──"

Gila. Apakah gadis ini baru saja menabrak semut sampai-sampai terjatuh dan sangat kesakitan seperti itu? Lantas Harsa mencemooh, "Dasar licik."

Memang lebih baik jika Harsa tidak meladeni gadis ini. Harsa kembali berbalik untuk kembali menemui Ibunya sebelum akhirnya sebuah pukulan keras mendarat di rahang Harsa.

"KAMU APAKAN PACAR AKU!?"

Ketika manik Harsa bergulir, dia temukan sosok saudaranya yang sudah sangat marah, urat-urat kebiruan menonjol di punggung tangannya usai meninju rahang Harsa. Ha, ternyata ini adalah jebakan.

Lantas Harsa menunduk dan menatap tajam Ying, "Puas?"

Semua ini memuakkan. Sudut mulut yang robek itu mulai mengeluarkan darah merah. Harsa menyeka darahnya dengan kasar dan menatap balik saudaranya. "Biar aku tebak, kayanya Ying sengaja kan ngirim pesan yang bilang dia lagi di bandara sama aku──" Lalu sudut mata Harsa menangkap pergerakan kaku gadis di belakangnya, "──Dan pacar kamu bilang kalau aku lagi ngancam atau nyakitin dia. Makanya kamu cepet-cepet datang ke bandara cuman buat nyelametin pacar kamu." 

"Aku bener, ya, kan?" Baik itu Ying ataupun Tama, mereka bungkam. Apa yang baru saja di tebak Harsa adalah kenyataan dan tepat sasaran.

"Kamu nelpon aku tadi buat nyuruh aku segera ke bandara... dan kalau aku nggak mau ke bandara, kamu bakal nyakitin aku." Ying telah berdiri tegak, menatap nanar pada Harsa seakan-akan dia telah di teror dengan ribuan hal yang tidak menyenangkan. "Dan aku di paksa buat ikut sama kamu! Aku nggak mau, makanya kamu ngedorong aku!"

[✓] Derana : I Lost My Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang