18. laut, kerang, dan senyum kalian

588 101 210
                                    

Taufan sebagai Tama Narasatya;
dan
Halilintar sebagai Harsa Narasatya

Taufan sebagai Tama Narasatya; danHalilintar sebagai Harsa Narasatya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sinilah Harsa berpijak dengan perasaan campur aduk. Lautan luas sebiru cakrawala dan sejernih bongkah stalaktit. Kakinya yang telanjang menginjak pasir lembut nan putih sambil sesekali merasakan sapuan air pasang.

Ini pantai.

Lantas mata Harsa dengan gesit menemukan hewan kecil di celah-celah bebatuan besar. Kerang. Ah, jika tidak salah namanya Kelomang. Dulu saat SD, akan ada penjual Kelomang yang cangkangnya sudah di cat. Harsa adalah yang paling antusias ketika melihat kerang-kerang itu, tetapi setiap kali membelinya, semua Kelomang Harsa akan menghilang atau mati. Hal itu membuat Harsa tidak ingin lagi memelihara Kelomang, cukup melihatnya saja.

"Harsaa! Istirahat dulu sini!" Suara teriakan Fahri mendengung di telinganya. Ketika menoleh, seluruh rombongan itu tengah berteduh dibawah rimbunnya pohon sawit. Dengan tikar besar yang di gelar dan beberapa botol minuman yang tersedia.

Sebenarnya Harsa harus akui perjalanan kali ini sangat melelahkan. Sangat. Ada-ada saja drama yang di buat oleh yang lain.

Di mulai dari Tama, Fahri, dan Adel yang menerobos kamarnya pada pukul empat dini hari. Sambil meloncat-loncat di atas kasur dan menarik-narik selimut Harsa, mereka menjerit,

"Bangun! Bangun! Bangun! Bangun, Adekkk!"

"Bangun, Sa! Mau nyari kerang, nggak!?"

"Kakk! Bangunnn! Emak udah siap ngebut di jalann!"

Lalu di lanjutkan dengan perjalanan darat dengan bus kecil. Durasi waktu perjalanan adalah sekitar empat jam, tetapi karena Yura yang mengemudi, semuanya berubah menjadi enam jam! ENAM JAM!

Salahkan Yura yang terlalu ngebut bak kesetanan hingga salah arah jalan, "Waduhh! Ini kan jalan menuju pangkuan Tuhan." Celetuk Hendra ketika bus berhenti di ujung jurang yang dalam. Wah, maju sedikit saja dan mereka benar-benar akan mati.

Lalu salahkan Yaya yang membawa pelampung super besar hingga memenuhi seisi bus. Perempuan itu hanya cengengesan ketika Harsa meneriakinya dengan marah, "Kan bisa di kempesin dulu, Kak!"

Juga salahkan Fahri, Tama, serta Adel yang terus mengoceh seraya mengapit Harsa yang duduk di paling tengah.

"Bukann! Bumi itu jajargenjang!" Ucap Tama yang berusaha menyesatkan Adel.

"Tapi kata Emak, bumi itu bentuk lope lope... gimana, sih!?" Adel yang memang sudah sesat sejak dari orok pun hanya mendengus kesal.

[✓] Derana : I Lost My Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang