Kelanjutan

224 43 4
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡











Keluarga Kim kumpul, iya, beneran kumpul sesuai sama kemauan si bontot. Dan dia jugalah yang menjadi alasan kumpul ini, kepergiannya membuat semua anggota keluarga kumpul.

Rowoon dinyatakan meninggal ditempat kejadian, dan itu jelas menjadi duka serta luka untuk semua keluarga Kim.

Terutama Doyoung yang menyaksikan secara langsung, dia bahkan belum bisa diajak komunikasi dengan benar.

Untungnya ada Yoshi yang juga ikut lihat kejadian itu, seengaknya Junkyu masih bisa nyari tahu apa yang terjadi.

Setelah dapat cerita dari sisi Yoshi, Junkyu ditemani Jihoon langsung mendatangi sekolah Rowoon.

Mama Kim sama Doyoung udah pastilah terpuruk, papa Kim juga baru keluar rumah sakit, jadinya belum bisa banyak gerak.

Makanya, bukan gak menghargai masa berduka tapi Junkyu harus segera mencari pelaku penabrakan adiknya.

Kalo ngomongin soal sedih, Junkyu jugalah, tapi yah mau gimana? Kalo bukan dia, siapa yang bakal kayak gini?

"Cuma cctv bagian sini yang merekam kejadian pak, itupun hanya dari samping"

Junkyu ngehela nafas, sedangkan Jihoon berusaha nenangin Junkyu.

"Saya boleh minta copy-an nya pak?"

"Oh boleh pak"

Jihoon nyodorin USB yang sengaja dia bawa, habis ini mereka mau lanjut ke kantor polisi buat nyari tau plat nomor kendaraan si pelaku.

"Ini pak"

Jihoon ngambil USB nya, terus berusaha senyum ramah.

"Makasih pak"

"Semoga bisa membantu yah pak"

Junkyu senyum hambar, "semoga yah pak" ucapnya

Setelah berpamitan, Junkyu dan Jihoon bergegas menuju kantor polisi terdekat.

Setelah banyak nya pertanyaan untuk mengisi forum data, sayangnya hasil tidak memihak pada Junkyu.

Karena ternyata plat nomor itu bodong, tidak ada pengguna yang terdaftar dengan nomor itu.

Hasil itu jelas membuat Junkyu jatuh, semua rasa menyerang tiba-tiba. Sampai di dalam mobil, Jihoon hanya membiarkan Junkyu menangis terseguk.

Sesek sih liat Junkyu kayak gitu, sampe susah narik nafas, tapi ya mau gimana? Jihoon cuma bisa ngasih usapan pelan agar segera tenang.

"Sia-sia banget sih, kayak orang goblok aja gue"

"Udah gakpapa, nangis aja kalo belum puas" titah Jihoon

"Gue gagal Ji, gue gak becus jaga keluarga gue"

"Enggak, ini bukan salah siapa-siapa. Ini takdir, kalo kamu lebih mudah percaya itu, yaudah"

HIGANBANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang