Proses

233 40 1
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡













Sudah sebulan dan semuanya berlalu begitu saja, tanpa ada lagi ketegangan dan kekhawatiran yang terlihat.

Kondisi Junkyu semakin pulih, tapi masih harus terapi untuk kesehatan mentalnya.

Doyoung udah resmi berhenti jadi Dokter beberapa hari lalu, dia sekarang tengah fokus belajar tentang perusahaan dari Jihoon.

Seenggaknya, Doyoung mau gantiin Junkyu sampai kakaknya sembuh. Karena jujur aja, rasanya Doyoung gak kuat lama-lama berkutat dengan berkas-berkas seperti ini.

Dia lebih terbiasa mengobati, walaupun harus bergulat dengan takdir hidup orang tapi rasanya itu lebih baik, daripada mencium bau kertas setiap hari.

"Pihak polisi udah ngabarin, minggu depan bakal jadi sidang pertama" ujar Jihoon

Junkyu natap lelaki di sampingnya, terus dia ngangguk.

"Makasih yah Ji"

"Hm?" Jihoon menoleh sebentar, sebelum kembali fokus pada jalanan di depannya

"Makasih udah bantu banyak banget"

Tangan Jihoon terangkat, dia usap lembut kepala Junkyu.

"Udah tugas aku kok"

"Maaf cuma bisa kasih kamu beban"

"Hei, kok gitu ngomongnya?"

Junkyu cuma diem aja, rasanya kepala dia mau pecah saking banyaknya argumen yang berdebat.

"Jangan gugup, aku pasti nemenin kamu nanti"

"Ji"

"Iya?"

"Nanti, kamu tunggu agak jauhan aja yah"

"Kenapa?"

"Gakpapa, cuma biar aku fokus aja"

"Oke, tapi kamu yakin?"

Junkyu ngangguk, walaupun tangannya saling meremat kuat.

"Aku yakin"

Sebelah tangan Jihoon terulur, mengambil tangan Junkyu terus dia genggam.

"Jangan pernah berpikir buat menghadapi ataupun menyelesaikan semuanya sendirian yah Kyu, kamu masih punya banyak orang buat dimintain tolong. Jangan egois sama diri sendiri, karena kalo kamu kenapa-kenapa, bukan cuma kamu yang sedih dan sakit"

Setelah berucap, Jihoon mengecup lembut punggung tangan Junkyu.

Perasaan Junkyu sedikit menenang, sejujurnya dia memang berpikiran seperti itu. Semuanya dia hadapi sendiri, karena gak mau kalo orang-orang disekitarnya jadi ikutan susah dan repot.

HIGANBANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang