Alasan

251 43 2
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡













Udah dua hari mereka berkutat dengan berbagai macam informasi, sampai akhirnya mereka dapat alamat pasti dari sosok yang dicari.

Junkyu udah berdiri di depan sebuah rumah yang kayak gak ada penghuninya, kesan kosong, dingin dan engap udah bisa dia rasakan.

Tapi karena alamat nya memang di sini, jadi Junkyu gak bisa putar balik lagi. Apalagi kalo inget perjuangan dia buat sampe sini, susah borrr.

Selain nyari alamat nya yang makan waktu, perjalanan kesinipun gak mudah. Soalnya ini rumah tuh ada di ujungnya perkampungan, berbatasan langsung sama hutan lindung di daerah situ.

Terlepas dari itu, Junkyu juga kesulitan buat dapetin izin dari Doyoung. Iya, dia sampe harus ngungsiin adeknya ke rumah Yoshi dulu, bahkan Doyoung sampe nangis meraung-raung buat nahan kakaknya.

Tapi ya mau gimana lagi? Junkyu gak mau ambil resiko, seengaknya kalo dia harus mati, masih ada Doyoung yang bisa pegang semuanya.

Walaupun pada kenyataannya Junkyu juga takut dan kalut, tapi kalo ini gak selesai kayaknya dia gak bisa hidup tenang.

Junkyu mengepalkan kedua tangannya, berusaha meyakinkan lagi diri agar segera mengetuk pintu di depannya.

Dia berdiri sendiri, tanpa membawa apapun selain sebuah ponsel yang tersambung dengan Jihoon.

Tok! Tok!

Akhirnya, Junkyu bisa mengetuk pintu kayu itu. Tapi tak ada sahutan, sampai akhirnya Junkyu nyoba lagi.

Tok! Tok!

"Permisi" seru Junkyu

Tapi tetep tidak ada balasan, sampai dipercobaan ketiga, Junkyu tetap tak mendapatkan respon.

"Dikunci gak yah?"

Junkyu nyoba ngebuka pintu rumah itu, ternyata gak dikunci. Jadi dengan langkah hati-hati, Junkyu masuk rumah itu.

"Permisi?" Ucapnya lagi

Langkahnya makin panjang, semakin memasuki rumah yang tanpa perabotan ini. Yang Junkyu lihat hanya dindin kosong, dengan cat putih yang sudah kusam.

Rumahnya masih kokoh, tapi kayak udah lama ditinggalkan gitu. Junkyu sibuk tulah-toleh, nyari apapun yang bisa dijadiin petunjuk.

Brakk!

Junkyu berbalik, tidak ada siapapun tapi pintu rumahnya tertutup kencang.

"Anginkah?" Gumam Junkyu

Karena rasa takutnya makin tinggi, akhirnya Junkyu jalan balik kearah pintu tadi. Dia jalan cepet, tapi masih dengan langkah mengendap hati-hati.

Sreet

Grep!

Berhasil, Junkyu berhasil menahan balok yang hampir mengenai kepalanya. Iya, beberapa detik lalu dia sadar kalo ada seseorang di belakangnya.

HIGANBANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang