𝐉𝐠𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐚𝐚. 𝐊𝐫𝐧 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐥𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐲𝐚.🐱
Terjebak oleh pesona karakter fiksi,
yang jelas-jelas tidak akan bisa dimiliki.
•••Happy Reading 🍉
---------------------------
KRINGG!
"Akhirnya," ucap Rachell sambil menyapu keringatnya dengan tangan.
"Sudah, sana kamu istirahat. Jadi kasihan bapak liat muka sama badan kamu, penuh keringat," ucap pak Bordan sambil menatap kasihan kepada Rachell, anak didik nya itu.
"Kalau kasihan, kenapa bapak hukum saya. Coba kalau bapak biarin saya masuk kelas dengan tenang, pasti saya lagi enteng dikelas tanpa panas panasan kek gini."
"Siapa suruh terlambat. Mangkanya kalau nggak mau dihukum datang tepat waktu, jangan telat. Paham nggak kamu?" tanya pak Bordan tegas.
"Iya."
"Iya apa?!"
"Iya, paham pak Bordan," jawab Rachell malas.
"Jangan cuma iya, iya aja kamu. Entar diulangin lagi."
"Iya, pak, " ucap Rachell. Malas, iya sungguh malas meladeni Guru dihadapkan nya ini. Nggak tau orang lagi capek apa, batin nya menggerutu.
"Udah sana kamu pergi," usir pak Bordan.
"Dari tadi kek," gumam Rachell
"Hah, apa yang kamu ucapin?" tanya pak Bordan, karna ia hanya samar samar mendengar gumaman Rachell.
"Nggak apa apa pak." ucap Rachell mengelak.
"Saya permisi dulu pak," sambungnya lagi sambil melangkah pergi dari hadapan pak Bordan.
Sesampainya Rachell dikelas, ia langsung meletakkan kepala nya keatas meja.
"Rachell! akhirnya kamu selese." Keisha menatap semangat kearah Rachell.
"Mau ke kantin nggak, Ra?" tanya Thalassa.
"Ngak, gue nitip air mineral aja satu." Gadis itu berucap dengan posisi yang masih sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHELLEN
Teen Fiction[𝗝𝗔𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗟𝗨𝗣𝗔 𝗙𝗢𝗟𝗟𝗢𝗪 𝗗𝗨𝗟𝗨 𝗦𝗘𝗕𝗘𝗟𝗨𝗠 𝗕𝗔𝗖𝗔! ] "Melihat mu bersama yang lain memang menyakitkan, tapi aku bisa apa? jarak kita dekat, tetapi serasa berjarak." ...