PART 16

222 75 51
                                    

𝐉𝐠𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐚𝐚. 𝐊𝐫𝐧 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐥𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐲𝐚.🐱

Hey kau yang sedang mencintai fiksi,
apakah kau tidak sadar bahwa mereka tidak akan bisa kau miliki?
•••

Happy Reading🍉
---------------------------

"Kenapa kalian ninggalin kita?"

Mendengar pertanyaan mendadak dari Keisha, semua orang yang berada di sana langsung mengalihkan pandangan.

"Tanya Thalassa." Saat mendengar ucapan Rachell, Reina dan Keisha menatap Thalassa, lekat.

"Hehe... gue nggak jadi pulang bareng Rachell."

Kening Reina mengerut. "Terus lo pulang sama siapa? sama kita?"

Gadis itu menggeleng geleng kan kepalanya pelan. "Nggak, gue pulang sama Navarro."

Mendengar pernyataan gadis itu, Reina dan Keisha menatap Rachell seperti bertanya sesuatu. Mereka berkomunikasi lewat tatapan.

Rachell menganggukkan kepalanya pelan. "Udah, tapi sebagai jaminan, temen-temennya jadi babu kita."

Reina yang mendengar kata-kata teman- temannya langsung mengalihkan pandangan ke arah teman-teman Navarro berada.

Gadis itu menatap mereka berlima dengan mata berbinar. "Ganteng banget, gila." Tanpa gadis itu sadari, ia berucap dengan lantang.

Salah satu dari mereka berlima yang mendengar itu langsung menyisir rambutnya kebelakang.

Dengan pede, laki laki itu berucap. "Gue tau gue ganteng."

"Dih pede, gantengan juga gue daripada lo." Laki-laki di sebelah nya ikut menyisir rambut ke belakang dengan wajah yang tak kalah pede.

"Ken, Vin, kalian tuh terlalu pede, sebenarnya dia tuh nge muji gue, bukan kalian." Laki laki bernama Dareen itu mengangkat kepalanya dengan tinggi, bertingkah sombong.

Dareen Altergio Miller. Seorang laki laki yang memiliki rambut sedikit bergelombang, ia merupakan salah satu teman dari Navarro.

Laki laki yang tadi dipanggil dengan Vin itu langsung menatap nyalang ke arah Dareen. "Dih bilangin gue pede, padahal lo lebih parah."

Lelaki dengan nama lengkap Gavin Zavier Gibson itu terus mencibir Dareen tanpa henti, entah apa saja kata-kata mutiara yang telah didapat oleh temannya itu.

"Udah, Vin. Kalian sama, nggak ada bedanya, sama sama terlalu pede." Laki laki yang dari tadi diam mulai ikut nimbrung.

Kavindra Raffaro Byantara. Anak laki-laki dari keluarga Byantara itu memiliki mata yang berwarna coklat terang. Kavindra memiliki sipat yang tak menentu, terkadang laki laki itu banyak bicara, tapi terkadang ia juga hanya berucap sepatah dua patah. Mimik wajah laki laki itu juga mengikuti sipatnya, jika ia banyak bicara maka mimik mukanya terlihat sedikit berwarna, tetapi jika ia tak banyak bicara, maka mimik mukanya datar se datar tembok rumah anda. Laki laki tersebut adalah ketua basket di sekolah Deniko High School.

RACHELLEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang