PART 13

254 99 118
                                    

𝐉𝐠𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐚𝐚. 𝐊𝐫𝐧 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐥𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐲𝐚.🐱

Terselip rasa ingin memiliki,
Walau sudah tahu bahwa dia cuma fiksi.
•••

Happy Reading 🍉
---------------------------

Gadis itu menghela napas kasar. Sepertinya, ia memang harus memberi tahu ketiga temannya itu. Ia menundukkan kepalanya lantas mulai bercerita.

Teman-temannya terkejut, mereka seperti tak percaya.

"Brengsek banget tuh bapak lo, Ra! tak pengen bajak-bajak." Reina meremas-remas kedua tangannya seperti sedang meremas sesuatu.

"Santet boleh nggak sih?"

"Lo bego atau apa sih, Tha? udah tau kagak boleh masih nanya. Tapi kalau lo mau nyantet gue ngikut ye!"

Rachell langsung menoyor kepala Reina.

Bibir Reina mengerucut. "Kenapa sih, Ra?"

"Tanya diri sendiri."

"Makan tuh!" Tawa Thalassa terdengar nyaring di telinga mereka.

"Thala, jangan terlalu nyaring, ntar diliatin orang," nasehat Keisha.

Sekarang Thalassa sudah berdiam, tak ada lagi suara tawa nyaring nya.

Rachell mulai membuka pembicaraan kembali. "Tha, lo masih suka sama Navarro si kakel itu?"

Pertanyaan tiba-tiba dari Rachell langsung membuat Thalassa tersentak.

Thalassa menganggukkan kepalanya pelan. "Iya."

"Noh tuh, orangnya di meja sebelah kanan paling pojok sama temen-temennya."

Seketika mereka yang berada di meja itu langsung mengalihkan pandangan kearah yang di bilang Rachell.

"Wouh... mereka tampan banget, woy!" Kata kata itu refleks keluar dari mulut seorang Lareina Kinsley Alexsandro.

"Eh tapi, tumben mereka ada di kantin, biasanya nggak ada tuh," sambung gadis itu bingung.

"Bukan mereka yang jarang di kantin, lo nya aja yang nggak liat. Mereka tuh kalau ke kantin selalu lebih awal dari yang lain, katanya sih nggak mau jadi pusat perhatian," terang Thalassa kepada temannya itu.

Rachell menatap Thalassa memincing.  "Darimana lo tau?"

Bukan cuman Rachell yang penasaran, Reina dan Keisha pun juga menatap Thalassa dengan wajah penasaran.

"Dari Navarro." Dengan santai Thalassa menjawab tanpa melihat ekspresi-ekspresi berbeda dari teman-temannya.

"Sejak kapan!?" tanya Rachell dan Reina serempak.

"Kamu deket sama Navarro?"

Jika kalian nanya, kenapa Rachell sama temen-temennya nggak manggil Navarro dengan embel-embel kakak? padahal kan dia kakel. Karena, kalau pake embel-embel kakak tuh sedikit canggung nggak sih kalau nanti berinteraksi, awoq.
Shuttt....

"Lumayan deket, sih."

"Sejak kapan!?" serempak ketiga temannya.

"Emm, kira-kira dua bulan yang lalu(?)."

RACHELLEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang