PART 21

163 46 11
                                    

𝐉𝐠𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐚𝐚. 𝐊𝐫𝐧 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐥𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐲𝐚.🐱


Dia hanya ketikan,
tapi kenapa kamu malah mencintanya?
padahal sudah jelas-jelas bahwa dia tidak nyata.
•••


Happy Reading 🍉
---------------------------

"Kamu bolos?" Pertanyaan itu langsung lolos dari mulut Kalea dengan mulus.

Erick menggelengkan kepalanya pelan, sambil menatap Kalea dengan tatapan yang rumit?

Melihat gelengan lelaki tersebut membuat Kalea kembali bertanya. "Terus kalau nggak bolos apa?"

Helaan napas panjang terdengar jelas di ruangan sepi itu. "Diusir sama bu guru."

Gadis itu membelakkan mata akibat terkejut, "Kenapa bisa dikeluarin? kamu buat masalah?" Pasalnya, selama ia bersama Erick baru kali ini lelaki itu dikeluarkan dari kelas.

"Enggak, aku cuman menelungkupkan kepala di atas meja, bahkan tidur juga enggak."

"Itumah, salah kamu, bukannya merhatiin guru lagi jelasin malah rebahan."

"Kamu tau kan aku lagi ada masalah, susah buat konsentrasi."

Kalea mengelus rambut Erick pelan, seolah menenangkan. Tentu saja ia tahu masalah yang dihadapi lelaki di depannya ini.

Walaupun itu adalah masalah sang ayah dari laki-laki itu, tetap saja, sebagai anak Erick pasti juga pusing memikirkan nya.

"Maaf, aku nggak bisa ngapa ngapain."

Mendengar permintaan maaf Kalea yang tak berdasar, Erick langsung mengalihkan pandangannya dari depan ke samping.

"Buat apa kamu minta maaf? ini bukan salah kamu, yang salah adalah ayah aku, jadi nggak ada sedikitpun hubungannya sama kamu."

Gadis itu terdiam membisu, memang benar masalah ini tak ada sedikitpun hubungannya dengan dirinya.

Namun tetap saja, saat melihat Erick yang pusing karena masalah itu membuat dirinya merasa bersalah.

Namun tetap saja, saat melihat Erick yang pusing karena masalah itu membuat dirinya merasa bersalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari sudah berlalu, kemarin adalah hari dimana Rachell dibolehkan pulang oleh dokter.

Hari ini, gadis itu bersikeras ingin sekolah, walaupun sudah dilarang namun gadis itu masih keras kepala.

Alhasil, gadis itu sekarang sudah berada di depan pintu gerbang sekolah elit yang menjadi tempatnya menempuh ilmu.

Dengan badan yang duduk di kursi roda, Rachell dan sang mama masih menunggu teman-teman dari gadis itu yang akan menjemput Rachell di depan gerbang.

RACHELLEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang