𝐉𝐠𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐚𝐚. 𝐊𝐫𝐧 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐥𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐲𝐚.🐱
Kamu itu seperti langit,
bisa dilihat, namun tak bisa dimiliki.
•••Happy Reading 🍉
---------------------------Pluk.
Buku tersebut tepat mengenai sasaran. Thalassa menepuk-nepuk kedua tangannya seperti mau menghilangkan debu.
Merasa tak terima diperlakukan seperti itu oleh temannya, Reina mengambil buku yang lebih tebal daripada yang dilemparkan Thalassa padanya, lalu melemparnya menuju wajah gadis tersebut.
Hap.
Buku tersebut tak mengenai wajah gadis itu. Gadis bernama lengkap Eleonora Thalassa Deniko itu berhasil menangkap buku yang dilayangkan kepadanya.
Tak terima karena buku tersebut tak mengenai gadis di depannya, Reina mengambil buku yang lain.
Saat hendak melemparkan nya, ibu dari Rachell terlebih dahulu mencegah.
"Kenapa nih, pada ribut-ribut." Launa menatap ketiga teman sang anak sambil meletakkan nampan berisi jus buah dan beberapa cemilan.
Ya, mereka sedang berada di rumah Rachell untuk mengerjakan tugas bersama.
Tetapi tugas belum selesai, malah bercanda ria tanpa perduli buku yang menganggur.
"Nggak papa, tante." Reina cengengesan sambil menggaruk lehernya yang tak gatal, sesekali menatap Thalassa dengan tatapan permusuhan.
Tolong ingatkan ia nanti untuk membalas melempar buku pada wajah putri dari keluarga Deniko itu.
Launa menganggukkan kepalanya tanda percaya. "Tugasnya udah selesai?" Wanita paruh baya itu menatap bingung keempat gadis yang berada di depannya seraya melihat buku yang masih berserakan dan tentunya masih kosong, seperti belum dikerjakan. Emang bener.
"Belum," ungkap mereka serempak.
"Terus sedari tadi kalian ngapain?"
"...."
Merasa tak ada jawaban, wanita paruh baya itu kembali berucap. "Sudah, sana kerjain."
Ibu satu anak itu melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang ada di lantai dasar.
Sebenarnya masih ada kamar di lantai dua, hanya saja wanita itu bilang, 'lebih mudah di pantai dasar, nggak perlu turun tangga kalau mau masak'.
Empat puluh menit berlalu, akhirnya tugas keempat gadis itu sudah selesai.
Mereka mulai berbincang kembali sambil menikmati cemilan yang dibawakan oleh Launa tadi.
×××
Di kamar bernuansa putih, seorang gadis termenung sambil menatap jendela kamar yang mengarah langsung pada samping rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHELLEN
Teen Fiction[𝗝𝗔𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗟𝗨𝗣𝗔 𝗙𝗢𝗟𝗟𝗢𝗪 𝗗𝗨𝗟𝗨 𝗦𝗘𝗕𝗘𝗟𝗨𝗠 𝗕𝗔𝗖𝗔! ] "Melihat mu bersama yang lain memang menyakitkan, tapi aku bisa apa? jarak kita dekat, tetapi serasa berjarak." ...