𝐉𝐠𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐚𝐚. 𝐊𝐫𝐧 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐥𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐲𝐚.🐱
Bukan dia yang jahat,
tapi lo-nya yang terlalu berharap.
~Rachellen Reverie Demiano
•••Happy Reading 🍉
---------------------------Rachell berjalan lebih dahulu lalu disusul oleh ketiga temannya. Di tengah-tengah koridor, terdengar bisikan yang menjelek-jelekkan salah satu dari mereka.
Namun bagi Rachell itu bukan sama sekali sebuah bisikan, karena sampai terdengar ke telinganya.
Tak terima temannya dijelek-jelekkan, Reina menghentikan jalannya lalu menatap segerombolan gadis yang sedang bercakap-cakap itu.
"Kalau ngomong tuh di depan, jangan di belakang! mental di belakang aja bangga!!" Reina menatap mereka dengan tatapan permusuhan.
Para gadis itu terkejut, lalu mereka menatap Reina dengan santai, seperti tak memiliki salah apapun.
"Kenapa emang? marah? nggak terima? 'kan emang faktanya, kalau Thalassa tuh sok cantik, caper, nempelin kak Navarro kayak cewek murahan." Gadis dengan rambut pendek sebahu itu menatap Thalassa dengan remeh. Gina namanya.
Rachell mulai tersulut emosi, begitu juga dengan Thalassa yang tak terima dirinya direndahkan.
"Heh! tuh mulut bisa diem kagak? emang lo pernah liat gue nempelin Navarro!?"
Gadis yang duduk di sebelah Gina menatap Thalassa remeh. "Loh, bukannya yang di kantin itu ngebuktiin semuanya?"
Thalassa terdiam. Sungguh, saat di kantin waktu itu ia tidak sedikitpun menatap Navarro untuk dimintai pertolongan.
Kedua tangan Rachell mengerat, ia sangat gatal untuk menonjok gadis di depannya ini. Tapi sebisa mungkin ia menahannya. Kalau mereka maunya adu argumen, wess harus diladenin dong.
Bibir Rachell terangkat, tersenyum miring. "Dahlah manteman, mereka tuh iri, mangkanya ngehujat. Kebanyakan nih ya, orang yang bicarain di belakang tuh iri, tapi nggak bisa nyaingin. Jadi begini deh, bentukannya."
"SIALAN!" Gina dan kedua teman temannya mengepalkan tangan.
"Lah kok ngegas mbak? kesindir ya?" Rachell menatap mereka meremehkan.
"Dasar Cewek murahan!!" Gina berteriak tepat di depan wajah Rachell.
Bukannya menunjukkan wajah marahnya, Rachell malah dengan santai mengibas- ngibaskan tangannya di depan wajah.
"Mulut lo bau jigong."
Seketika wajah Gina memerah, antara marah dan malu.
"Lo ya! cewek murahan!"
"Lah emang lo pernah liat gue nempelin cowok? pernah kah? kapan? oh iya, sebelum ngomong kek gitu yah mbak, liat dulu diri lo, takutnya bukannya nyindir orang, malah nyindir diri sendiri. 'Kan vibes nya kek anjing jilat ludah sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHELLEN
Teen Fiction[𝗝𝗔𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗟𝗨𝗣𝗔 𝗙𝗢𝗟𝗟𝗢𝗪 𝗗𝗨𝗟𝗨 𝗦𝗘𝗕𝗘𝗟𝗨𝗠 𝗕𝗔𝗖𝗔! ] "Melihat mu bersama yang lain memang menyakitkan, tapi aku bisa apa? jarak kita dekat, tetapi serasa berjarak." ...