PART 31

122 18 6
                                    

𝐉𝐠𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐚𝐚. 𝐊𝐫𝐧 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐥𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐲𝐚.🐱


⚠️WARNING⚠️

Adegan ini hanya ada di wattpad,
untuk yang ingin memiliki, silakan undur diri, karna kita harus sadar diri, bahwa mereka tidak akan bisa dimiliki.
•••


Happy Reading 🍉
---------------------------

Gadis itu membulatkan matanya setelah sudah berhasil menarik masker tersebut.

"LO!?"

"Yes, Babe?"

"Sialan! kenapa lo bisa ada disini, hah!?" Rachell menatap laki-laki tersebut dengan tatapan nyalangnya.

Namun, bukannya menjawab pertanyaan Rachell, lelaki tersebut malah menunjuk ke arah pintu kamarnya.

Paham akan maksud lelaki di depannya itu, Rachell langsung menarik rambut hitam legam tersebut dengan kencang. Sungguh, lelaki di depannya ini sangat menjengkelkan!

"JASVER SIALAN!!"

Jasver menghela napas pelan seraya menarik tangan Rachell yang menjambak rambutnya dengan keras namun lembut. Akibat perbuatannya itu, Rachell yang tidak siap langsung terhuyung ke arah badannya.

Akan tetapi, bukannya melepaskan jambakannya pada rambut indah itu, Rachell malah semakin mengganas.

Raut wajah kesakitan Jasver terlihat samar. Rupanya, laki-laki tersebut berusaha menutupi raut kesakitan nya agar tak terlihat oleh gadis yang menjadi tersangka utamanya.

Alih-alih membalas perbuatan kasar Rachell, laki-laki tersebut malah mengelus rambut gadis itu dengan lembut seraya memeluk pinggang ramping Rachell yang berada tepat di atas badannya.

Tubuh Rachell menegang, ia menghentikan jambakan nya lalu menatap mata kelam nan tajam yang berada tepat di depan wajahnya dengan lekat.

Seakan terhipnotis oleh wajah dan mata kelam lelaki tersebut, Rachell tak mengalihkan sedikitpun pandangannya dari wajah tampan itu. Bahkan, hampir tak berkedip sekalipun.

Senyum miring terbit di bibir Jasver saat ia sadar bahwa gadis yang berada di atasnya ini terpana akan parasnya. Ia mengeratkan pelukan tangannya yang mengungkung nyaman di pinggang gadis tersebut.

Tubuh indah Rachell yang awalnya menegang, kini tambah menegang. Ia mengalihkan tatapan yang awalnya tersirat kekaguman, kini melotot tajam.

Gadis itu berusaha melepaskan tangan Jasver yang memeluk pinggangnya dengan cara menariknya dengan kencang. Namun, bukannya terlepas, tangan besar nan kekar itu malah semakin mengeratkan pelukannya.

Tak berhenti sampai disitu, tangan kanan Jasver yang awalnya nganggur, kini ia letakkan di atas punggung Rachell.

Rachell kalah telak, ia sudah tak bisa memberontak ataupun berusaha keluar dari pelukan erat lelaki jangkung di bawahnya.

RACHELLEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang