Seperti apa yang Bila katakan tadi, kini Anjani sudah berjalan menuju Bar milik kakak Bila, sudah terlihat Bar tersebut, dengan tulisan besar diatasnya yaitu 'Dante Bar'.
Dengan pakaian yang mungkin tak sesuai dengan tempat, cukup menjadi perhatian para pengunjung, Anjani mencoba untuk mengabaikan, dan terus berjalan pada tujuannya.
"Mas"
"Mau pesen apa?"
"B-bukan, saya mau tanya"
"Tanya apa?" Ucap pemuda yang terlihat seumuran dengannya itu.
"Pemiliknya ada?"
Pemuda itu mengercit, "Ada urusan apa mencari Pak Bima?"
"Saya mau melamar pekerjaan disini"
"Oh anda orangnya, mari ikut saya"
Anjani pun berjalan mengikuti pemuda itu, tak lama mereka sampai didepan sebuah pintu yang terlihat sangat berbeda dari yang lain.
Tok tok tok
"Masuk saja" Ucap seseorang dari dalam.
Pemuda itu pun membuka pintu, dengan ruang yang cukup besar, di isi dengan barang-barang yang sangat tertata rapih, ruangan itu terlihat sangat mewah, Anjani bisa tebak, jika orang itu begitu perfeksionis.
"Ini orang yang akan bekerja disini Pak"
"Baiklah, kau keluar"
Setelah pemuda itu pergi dengan menutup pintu, Anjani yang masih berdiri sangat merasa canggung, wajah pria itu yang tegas membuatnya segan.
"Kenapa hanya diam? Duduklah"
Anjani berjalan perlahan, lalu duduk di depan Bima, mereka berdua berhadapan dengan hanya terhalang meja.
"Apa kau benar-benar ingin bekerja di sini?"
"Iya Pak, saya sangat membutuhkannya"
"Bukannya kau sudah bekerja di Cafe bersama adikku, dan aku juga dengar dari adikku jika kau bekerja sebagai guru les"
"Itu, tidak cukup"
Pria itu sedikit tertawa, "Ternyata kau cukup rakus ya"
"B-bukan begitu"
Sebenarnya Bima sudah tau alasan Anjani mencari lagi pekerjaan, dari siapa lagi kalau bukan dari Bila, adiknya itu sudah menceritakan semuanya, karna ia tak mau membantu, jika alasan nya tidak jelas.
"Apa kau yakin? Kau taukan orang-orang di bar seperti apa?"
Anjani langsung menatap Bima, ada sedikit tatapan ketakutan dimatanya, Bima bisa merasakannya, "Saya yakin, apapun akan saya lakukan, agar bisa bekerja disini"
====
Tak terasa sudah satu bulan Anjani bekerja di tiga tempat sekaligus, walau sangat menguras tenaganya, ia harus terus melakukan nya.
Sang Nenek pun sudah siuman dan sudah pulang dari rumah sakit, dan hanya perlu beristirahat sampai keadaannya sembuh total.
"Jani, kalau kamu lelah, berhenti dari salah satu pekerjaan itu, jangan menyiksa diri sendiri"
"Gapapa Nek, Jani seneng kok ngelakuin nya, ini juga demi Nenek"
"Harusnya Nenek gaada, biar gajadi beban buat kamu"
"Nenek jangan ngomong gitu, kalo Nenek pergi, Jani gatau nanti hidup Jani segimana berantakan nya, Jani cuma punya Nenek"
====
Selama ia bekerja ditempat barunya, ia sangat bersyukur karna mempunyai teman yang sangat melindungi nya, yaitu pemuda yang pertama kali ia temui, pemuda itu bernama Naufal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangan [END]
RandomKetika menyukai seseorang, hanya bisa melihat nya dari kejauhan, dan hanya membayangkan jika bisa bersama nya. Walaupun rasa ini sangat besar, tapi ego ini sama besarnya, hanya bisa menunggu sebuah keajaiban atau takdir. WARNING!!!!18++!!!!!