B7

49 12 1
                                    

"Anjani"

"Hmm?"

"Kamu kenapa ngelamun terus daritadi?"

Selain bingung bagaimana cara melunasi hutangnya, secara bersamaan entah kenapa ia selalu mengingat apa yang ia lihat malam itu, seharusnya ia bahagia melihat orang yang ia sukai bahagia, karna perasaannya terbalas, tapi itu semakin membuatnya sakit.

Ia sudah cukup sakit dengan perasaan dalam diam ini, ditambah ia harus melihat nya sudah memiliki tambatan hati.

Anjani menghela nafas, ia harus mengesampingkan dahulu kisah cintanya, dan fokus untuk bagaimana caranya agar hutangnya lunas, tanpa harus memberatkan sang nenek, apalagi sampai neneknya tau.

"Anjani" Panggil kembali Bila, karna gadis itu lagi-lagi hanya melamun.

"Aku gapapa kok"

"Cerita aja"

"Beneran gapapa Bil"

"Kamu gak cape? Kamu kurusan, pasti ini karna terlalu banyak kerja, kali-kali libur aja An, kasian badan kamu. Atau aku minta kakak buat liburin kamu dulu ya"

"Eh gausah, aku masih bisa kerja, udah biasa ini"

"Kamu sampai kapan kaya gini?"

Pertanyaan Bila membuat nya terdiam, mungkin sampai mati pun ia akan seperti ini, hidupnya hanya akan disibukan dengan pekerjaan, yang bahkan mungkin takkan mencukupi kehidupannya dimasa depan nanti, karna caranya bertahan hidup, hanya dengan bekerja.

"Selamanya"

====

Ketika ingin memasuki tempat kerjanya, ia merasa ada sesuatu keluar dari hidungnya, Anjani mengusapnya, ia lalu segera membersihkannya dengan tisu, ini pasti karna dirinya kelelahan.

"Anjani"

"I-iya" Anjani langsung mengepal tisu itu.

"Lagi ngapain? Ayo masuk" Ajak Naufal yang juga baru datang.

"Ini baru mau masuk" Mereka pun berjalan bersamaan.

"Kamu terlalu banyak bekerja keras" Ucap seseorang yang melihat Anjani sedari tadi.

====

Karna kebetulan hari ini ia libur bekerja pada siang hari, Anjani memutuskan untuk ke tempat yang ia sukai, yaitu toko buku.

Dari kejauhan, ia melihat pria yang sangat ia sukai itu, sedang menunggu untuk menyebrang bersama perempuan, yang ia tau adalah kakak kelasnya dulu.

Tak lama mereka pun berjalan, ketika lampu sudah menunjukan warna merah, dan tanpa sengaja, ia melihat dari kejauhan, ada sebuah mobil yang terlihat tidak berhenti dengan kecepatan tinggi.

Anjani dengan cepat berlari, "Kak Rian awas!" Ia mendorong Rian dan juga Cika, karna hanya mereka berdua yang menyebrang pada saat itu.

Brakk

Anjani terserempet sampai ia terjatuh, dan mobil itu berhenti karna menabrak mobil lain.

"Kamu gapapa?" Tanya Rian dengan khawatir pada Cika, karna perempuan itu terjatuh.

"Gapapa kok"

"Tangan kamu luka" Ucap Rian ketika melihat tangan Cika lecet.

"Udah gapapa, tadi siapa?"

Rian baru ingat pada orang yang tiba-tiba mendorong mereka, dan orang itu menyebut namanya, ia melihat pada orang-orang yang berkerumun, lalu berjalan menghampiri mereka.

"Anjani" Ucapnya ketika melihat orang yang dikerumuni.

"Ayo kita kerumah sakit" Ajak seseorang yang tiba-tiba saja masuk kedalam kerumunan.

Bayangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang