B17

28 7 0
                                    

"Eng, Nenek"

"Nenek"

Mata Arga langsung terbuka, ternyata gadis itu mengigau, ia mengerutkan dahinya, ketika melihat dahi Anjani penuh keringat, ia memegang dahi Anjani, panas? Apa gadis itu demam?

Ia melihat jam, ini masih pukul 2 pagi, pria itu turun dari kasur, berjalan keluar dari kamar, ia berniat untuk mengambil air hangat, untuk mengompres Anjani.

Tak lama ia kembali dengan wadah berisi air hangat serta handuk kecil.

Setelah duduk, Arga memeras handuk kecil yang sudah ia basahi dengan air hangat, lalu menyimpannya didahi Anjani, yang masih terus saja mengigau, pergerakan nya terhenti, ketika Anjani menyebutkan satu nama.

"Kak Rian" Ucap Anjani begitu lirih.

Tangannya terkepal, nafasnya memburu, tanpa sadar pun gadis itu tetap mengingatnya.

====

Anjani terbangun, ia memegang dahinya, kenapa ada handuk kecil didahinya? Ia pun mengambilnya, lalu duduk, ternyata infusannya sudah dilepas, ia melihat keluar melalui jendela, lalu melihat pada jam, astaga kenapa ia tidur begitu lama, ini sudah pukul 12 siang.

Ia berjalan keluar dari kamar Arga dengan membawa wadah serta handuk kecil yang ada dikamar Arga.

Ia menuju ke dapur untuk menaruh wadah itu.

"Yaampun non, kenapa keluar kamar"

"Aku mau naruh ini"

"Kenapa gak panggil saya aja, nanti tuan marah"

"Tinggal gausah bilang dia kan gampang, dia nya juga gaada kan?"

"Rumah ini CCTV nya dimana-mana non. Oh iya, ini bekas apa?" Tanya maid itu dengan bingung, perasaan tidak ada yang mengantar ini kekamar tuannya.

Anjani langsung melihat keatas, ternyata benar didapur juga dipasang cctv, ia jadi teringat ketika ia keluar diam-diam, pasti pria itu melihat nya.

"Gapapa biar aku yang bilang sama dia nanti, aku juga gatau tiba-tiba udah ada dikamar, dan bangun-bangun udah ada handuk kecil itu didahi"

"Seperti nya tuan yang bawa, tapi tuan udah pergi dari pagi, non demam?"

Anjani jadi terpikir, apa benar ia demam? Dan apa, Arga sudah pergi dari pagi, apa pria itu mengompresnya di tengah malam, yaampun ia terus saja merepotkan pria itu.

"Aku udah gapapa kok, bukannya ini hari minggu, dia kemana?"

"Kita gatau non, tuan gak bilang mau kemana, cuma suruh jagain nona. Non Anjani mau makan apa? Ini udah siang, non belum makan apa-apa dari pagi"

"Gausah, aku mau mandi"

"Tapi non" Belum maid itu selesai berbicara, Anjani sudah pergi lebih dulu.

====

Anjani kini hanya duduk diam menghadap cermin, apa ia akan terjebak selamanya disini, bersama pria itu? Yang bahkan ia tak menyukainya sedikit pun.

Ia teringat tentang ucapan Naufal waktu itu, penyebab kebakaran dirumahnya adalah Cika, apa Arga mengetahui nya?

Ia sudah duga jika Cika pasti tidak menyukai, ketika ia bertemu Rian di toko buku waktu itu, tatapannya begitu berbeda, dari waktu pertama kali bertemu setelah mereka berpacaran, tapi ia tidak pernah menyangka jika Cika senekat itu, dan sampai bisa berselingkuh dengan saudara sepupu kekasihnya sendiri.

Anjani tidak bisa membayangkan sesakit apa Rian jika mengetahui itu semua, ia ingin memberitahu Rian, tapi dia siapa, bahkan dirinya tidak mempunyai bukti apapun.

Bayangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang