Arga terbangun dari tidurnya, tangannya mencari-cari Anjani, tapi disamping nya tidak ada siapapun.
"Anjani" Panggil nya, ia lalu turun dari tempat tidur dan berjalan kekamar mandi, siapa tau Anjani berada dikamar mandi, dan kosong.
Ia pun keluar dari kamarnya, "Anjani, kamu dimana?"
"Kalian liat Anjani?" Tanya Arga pada para maid.
"Kami belum melihat nona Anjani pagi ini tuan"
Arga pun kembali mencari Anjani disekeliling rumah tapi ia sama sekali tidak menemukannya, ia mulai panik.
"Apa kalian liat Anjani keluar?" Tanya Arga pada para penjaga.
"Tidak ada tuan, kita tidak melihat nona Anjani keluar"
Arga mengacak rambutnya frustasi, ia lalu berlari ke ruang kerjanya, berniat untuk melihat CCTV, dan entah kenapa hampir semua CCTV di rumahnya mati.
Kini Arga sudah berada didalam kamarnya, ia membuka lemari pakaian Anjani, dan semua bajunya masih tersusun rapih, ternyata ada ponsel milik Anjani serta sebuah surat, ia pun segera mengambilnya dan membukanya.
'Tolong jangan cari aku'
"Gak, aku gabisa biarin kamu jauh dari aku, aku gak bakal tenang biarin kamu diluar sana sendirian"
====
"Kamu dimana sih" Ucap Arga sembari mengendarai mobil nya dengan pelan, sembari melihat-lihat sekeliling.
Arga memarkirkan mobilnya dipinggir jalan, ia pun turun, dari sebrang ia melihat ada seseorang yang ia kenal bersama seorang lelaki, membuat tangannya terkepal.
Ia pun melangkah kan kakinya.
Brakkkkk
Tubuh Arga langsung terhempas, Anjani yang sedang bersama Rian pun melihat langsung kejadian itu.
"ARGA!" Anjani langsung berlari menghampiri Arga yang sudah terkapar.
"Tolong panggilin ambulan!!" Teriak Anjani, Rian pun yang berada disamping nya segera menelfon ambulan.
"A-arga aku mohon bertahan" Tangis Anjani pecah, ia memeluk tubuh Arga yang sudah berlumuran darah, Arga tidak bisa menggerakkan tubuhnya dan juga bersuara, tubuhnya begitu kaku, ia hanya bisa melihat Anjani yang menangisinya, air matanya pun terjatuh.
====
Anjani tidak henti-hentinya menangis, dan tangisnya semakin kuat ketika mengetahui jika keadaan Arga kritis.
"Anjani, kita berdoa aja ya buat mas Arga, kalo kamu nangis terus mas Arga juga pasti sedih" Ucap Arum menenangkan Anjani.
"I-ini semua gara-gara aku"
"Jangan nyalahin diri kamu, ini udah takdir"
"Gimana keadaan Arga?" Tanya Louis dengan wajah khawatir nya.
"Keadaannya kritis" Jelas Gara.
"Ya Tuhan, kenapa bisa jadi kaya gini?"
Anjani langsung menghampiri Louis dan berlutut didepannya.
"Anjani, kamu ngapain? Bangun" Ucap Louis, ia memegang bahunya Anjani agar ia berdiri, tapi Anjani tetap berlutut.
"M-maaf ayah, ini semua g-gara-gara Anjani, kalo aja Anjani gak kabur, ini semua pasti gak bakal terjadi, maafin Anjani" Ucap Anjani dengan masih menangis sesegukan.
"Anjani bangun"
Anjani menggeleng lalu menunduk, "Anjani udah buat Arga kaya gini, ayah boleh marahin dan hukum Anjani, ini semua gara-gara Anjani"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangan [END]
RandomKetika menyukai seseorang, hanya bisa melihat nya dari kejauhan, dan hanya membayangkan jika bisa bersama nya. Walaupun rasa ini sangat besar, tapi ego ini sama besarnya, hanya bisa menunggu sebuah keajaiban atau takdir. WARNING!!!!18++!!!!!