B5

59 11 0
                                    

For Rian Hendriawan
Sebenarnya aku bosan menulis kata 'Harapan' disini, tapi itu kata yang masih aku tak bisa ubah, bagaimana pun takdirnya, semoga kamu selalu bahagia.
°
°
°
°
Anjani pun sendiri di bar, karna Naufal pergi atas permintaan Bima, jujur ia belum berani disini sendiri, bersama banyaknya pria-pria asing, yang menurutnya sangat menyeramkan.

"Berikan saya sebotol Wine"

"Baik"

"Kau terlihat masih muda, kenapa kau memilih bekerja disini?" Tanya wanita itu.

"Tidak ada lagi pilihan"

"Berapa usiamu?"

"Usia ku 20 tahun"

"Sangat muda, apa kau minum?"

"Tidak"

"Ya, terlihat dari wajahmu yang polos, pertahan kan itu"

Beberapa pria datang, membuat wanita itu langsung berdiri, dan menyambutnya, "Hai sayang" Sapanya pada salah satu pria yang sudah dua kali mengantar Anjani pulang.

Wanita itu memeluk lalu mencium pipi Rafa dengan manja, tatapan mereka bertemu, Anjani langsung mengalihkan pandangannya.

"Wow siapa dia? Gue baru liat" Ucap salah satu pria paling muda, mengarah pada Anjani.

"Siapa namamu cantik" Tanya lagi salah satu pria yang terlihat paling tinggi diantara mereka.

"Saya karyawan baru disini, nama saya Anjani"

"Kamu tidak perlu repot-repot memperkenalkan diri" Ucap Rafa dengan dingin, membuat Anjani gugup.

"Diamlah Rafa, biarkan dia untuk ku"

"Tidak usah menggodanya"

"Benar yang dikatakan kekasihku, jangan mengganggunya, dia terlihat masih polos, sangat berbahaya jika dekat dengan pria hidung belang seperti mu Marcel" Ucap wanita tadi.

"Ck kalian berdua sama saja, pantasan menjadi sepasang kekasih"

"Antarkan 5 botol wine ke meja kami" Ucap Rafa lalu pergi diikuti yang lainnya.

Tak lama Anjani pun membawa pesanan Rafa, lalu menaruhnya dimeja.

"Kemana bocah itu?"

"Hah?"

"Maksudku Naufal"

"Ia diminta Pak Bima untuk pergi"

"Dasar Bima itu, teganya dia membiarkan gadis cantik seperti mu sendirian disini"

"Saya tidak apa-apa, kalo begitu saya ijin kembali bekerja"

"Baiklah"

Ketika Anjani berjalan, tiba-tiba ada seorang pria yang merangkulnya, "Bisa temani saya?"

"S-saya tidak bisa"

"Saya akan berikan apapun yang kamu mau, jadi tidak usah menolah, ayo ikut saya"

"Saya tidak mau, lepas" Anjani berusaha melepaskan rangkulan itu, tapi tangan pria itu malah semakin erat, sampai merasakan sakit di bahunya.

"Akh" Ringis Anjani.

Brak

Pria itu tersungkur akibat dorongan seseorang, sampai ia menabrak meja.

"Dia bekerja disini sebagai bartender, bukan sebagai pela*ur" Ucap Bima dengan dingin.

"Apa kamu baik-baik saja?"

"Saya baik-baik saja"

"Maafkan saya karna telah meninggkanmu sendiri diri sini, karna saya sangat membutuhkan Naufal"

Bayangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang