B11

37 7 5
                                    

"Kamu diterima kerja disini"

"Hah? Tapi pak-"

"Kamu boleh mulai bekerja hari ini"

Bagaimana Anjani tidak terkejut, ia baru beberapa menit masuk, dan belum diberi satupun pertanyaan, tiba-tiba ia sudah disuruh bekerja langsung hari ini, bukannya tidak bersyukur malah ia senang, tapi kenapa perusahaan sebesar ini begitu mudah menerima pegawai, walau ia hanya bekerja sebagai office girl.

"Ca, tolong bantu dia untuk melakukan apa yang harus ia kerjakan"

"Baik Pak, ayo" Ajak perempuan bernama Caca itu.

"Terimakasih Pak" Ucap Anjani, lalu mengikuti Caca.

====

"Ini baju lo"

"M-makasih kak"

"Semoga lo tahan deh"

"Maksudnya?" Tanya Anjani bingung.

"Lupain, gausah diajarin juga lo tau kan lo harus ngapain"

"I-iya"

"Gausah tegang, gue gak nyakar. Tolong lo bersihin ruangan CEO yang ada di lantai 4, karna tumben-tumbenan dia mau kesini"

====

Anjani menuju ruangan CEO dengan hanya berbekal ingatan yang tadi Caca beritahu padanya.

Ketika ia berjalan dilorong, bulu kuduknya merinding, karna kurangnya pencahayaan disana, dan dilantai ini entah kenapa terasa sepi, apa karna memang hanya dikhususkan untuk para petinggi saja? Ah ia tidak tahu.

"Aaaaa!" Teriak Anjani terkejut, karna ketika dibelokan lorong, tiba-tiba ada seseorang muncul dari sana.

Nafas Anjani memburu, dada nya berdetak begitu kencang, ternyata itu seorang pria yang terlihat seperti karyawan disini, karna ada ID card bergantung dilehernya.

"Kamu gapapa?"

"A-aku gapapa, maaf. Permisi" Anjani pun bergegas pergi dari sana, meninggalkan pria itu yang menatap nya pergi.

====

Anjani pun sudah selesai dengan pekerjaan nya untuk membersihkan ruangan CEO, ketika ia membuka pintu, terdapat seorang pria serta beberapa orang dibelakang nya, Anjani terdiam kaku.

Pria yang berhadapan langsung dengan nya tersenyum tipis, "Apakah ia karyawan baru?"

"Iya Pak, Anjani keluar" Titah seseorang yang tadi menyuruh nya untuk langsung bekerja.

"Diam dulu, biar saya liat hasil kerjanya" Pria itu masuk lalu melihat-lihat setiap sudut ruangan.

"Bagaimana pekerja buruk seperti ini bisa diterima"

"Tapi pak-"

"Saya tidak menyuruh anda untuk berbicara" Pria itu lalu menatap Anjani, "Saya kasih kamu kesempatan lagi, untuk bersihkan ulang, sebersih-bersihnya"

"Kalian boleh pergi, biar saya langsung yang mengawasinya"

"Baik Pak" Mereka pun bergi, dan hanya meninggalkan Anjani dengan Pria itu.

Tubuh Anjani bergetar hebat, ia melangkahkan kakinya perlahan ke arah pintu yang masih terbuka, pria itu melihat nya lalu segera menutup pintu, "Mau kemana?"

Pria itu mendekati Anjani, membuat Anjani mundur perlahan sampai punggung nya menyentuh tembok.

"Lo gabisa kemana-mana" Bisik pria itu.

Bayangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang