B16

24 6 0
                                    

WARNING! Ada sedikit adegan dewasa mwehehe....

====

"Terus selama ini lo kemana?"

"Aku gak kemana-mana"

"Bukan itu maksud gue"

"Aku gak bisa ngasih tau kamu"

"Kenapa?"

"Gapapa, kamu masih kerja disana?"

"Masih"

"Aku boleh ikut lagi kerja gak?"

"Gausah deh"

"Kenapa?"

"Lo, tau apa penyebab rumah lo kebakaran?"

Anjani menggeleng, Naufal menghela nafas, "Pak Bima sama pacarnya Rian"

"Hah? Kamu jangan asal nuduh, lagi pula ngapain mereka sampe harus ngelakuin itu?"

"Mereka berdua ada hubungan"

Anjani terdiam sebentar, "Terus apa hubungan nya sama aku?"

"Pacar Rian tau kalo lo suka Rian dari dulu, mungkin dia cemburu, karna Rian mulai deket sama lo"

"Kamu tau darimana?"

"Gue pernah denger obrolan pak Bima sama pacarnya Rian"

"Kamu ada buktinya?"

Naufal mengedikkan bahunya, "Gaada"

Anjani menghela nafas, "Lo... Beneran suka sama Rian?"

Anjani mengangguk pelan, "Dulu kita sekolah ditempat yang sama, termasuk pacarnya kak Rian" Gadis itu tersenyum sendu, "Aku berharap bisa sama kak Rian, tapi kak Rian ngejar-ngejar kak Cika, tapi aku bahagia dia bisa dapetin cintanya"

Wajahnya Anjani berubah murung, "Setelah denger cerita kamu, aku jadi mikirin perasaan kak Rian kalo tau tentang kak Cika, dia pasti sedih"

"Nanti lambat laun juga pasti ketahuan, lo gausah khawatir"

"Oh iya, yang selalu ke makam aku itu kamu ya?"

"Gue baru kedua kalinya kesana, kenapa emangnya?"

"Soalnya, makamnya terawat banget, walaupun itu penjaga nya yang bersihin, gak mungkin kaya gitu, dulu juga yang selalu ngerawat makam nenek cuma aku, aku juga gapunya lagi keluarga, siapa ya kira-kira?"

"Mungkin temen lo"

"Aku cuma punya satu temen, tapi gak mungkin dia serajin itu, dan mungkin juga dia udah lupa sama aku. Dan makasih ya kamu sempetin datang ke makam aku, walau gatau sebenarnya disana siapa"

====

Anjani kebingungan, jika ia sembunyipun pasti Arga tetap bisa menemukannya, dan jika ia kembali kesana, setelah mengetahui fakta itu, apa ia akan setenang kemarin.

Langkahnya terhenti ketika disebrang jalan, ia melihat seseorang yang ia kenal, "Bila" Ucapnya pelan.

"Bi-mmpptt" Tiba-tiba seseorang menutup mulutnya, lalu membawanya pergi darisana.

"Kenapa Bil?"

"Kek ada yang manggil deh" Ucap Bila sembari melihat sekeliling.

"Cuma perasaan kamu aja kali, ayo"

"Iya mungkin"

"Jalan" Titah Arga pada supirnya.

Arga menghela nafas, lalu menoleh kesamping, satu tangannya yang memegang bahu Anjani terangkat, lalu mengelus-ngelus rambut hitam legam gadis itu.

Bayangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang