"Heh babu sini" Panggil seorang karyawan perempuan pada Anjani.
"Iya kak, ada apa?"
"Buatin gue teh panas, gausah pake gula"
"Baik kak"
Tak lama Anjani pun kembali dari dapur dengan membawa segelas teh panas, ketika ia ingin menaruh dimeja, tiba-tiba saja ada seseorang lewat dibelakang nya, membuat tubuhnya sedikit terhuyung, berakhir segelas teh yang masih ia pegang tumpah, mengenai karyawan tadi.
"Argggg panas!!" Teriak karyawan itu yang langsung berdiri karna tubuhnya tersiram teh panas, atensi para karyawan pun teralihkan, mereka segera menghampiri nya.
Anjani segera membantu untuk melap, bagian yang terkena teh panas pada karyawan perempuan itu, tapi ia malah didorong teman dari perempuan itu.
"Kerja yang becus dong, kalo udah gini gimana?!" Bentak teman perempuan itu.
"Maaf"
"Maaf lo gabisa balikin kulit mulus gue, lo juga harus ngerasain apa yang gue rasain" Perempuan itu berjalan ke dapur lalu kembali dengan segelas air panas.
Byurrr
Anjani memejamkan matanya, ia tak merasakan apapun, lalu ia kembali membuka matanya, yang ada malah dada seorang pria tepat berada di depannya, lalu ia mendongak.
Pria itu menariknya pergi dari sana, "Heh mau kemana lo?!" Perempuan itu ingin menahannya tapi beberapa orang menghadangnya, panggilan itu pun tak membuat pria itu berhenti.
Mereka memasuki lift, dan Anjani sangat kebingungan ia akan dibawa kemana, dengan tangannya yang masih digenggam, ia melihat wajah pria itu dari samping, ia seperti pernah melihat pria itu sebelum nya, tapi entah dimana, ia lupa.
"Maaf, kita mau kemana?" Tidak ada jawaban sama sekali, membuat Anjani merasa canggung, ia berusaha untuk melepaskan genggam itu, tapi cengkraman pria itu lebih kuat.
Pintu lift pun kembali terbuka, pria itu berjalan dengan masih menggenggam tangan Anjani, ketika memasuki salah satu ruangan, ternyata itu semacam UKS, tapi lebih terlihat seperti ruang rawat dirumah sakit, yang lebih mewah dan lengkap.
Setelah mendudukkan Anjani di sofa yang ada disana, pria itu pun melepaskan genggaman nya, lalu mengambil kotak P3K, dan duduk disamping Anjani.
Ternyata tangan Anjani pun terkena tumpahan teh panas itu, bagaimana pria itu mengetahui nya, yang bahkan dirinya sendiri pun tak menyadarinya.
"Biar sa-aww" Anjani meringis karna tangannya ditarik oleh pria itu, yang awalnya Anjani menarik tangannya.
Tak ada pembicaraan atau apapun dari mulut pria itu, sampai ia pun bangkit kembali karna sudah selesai mengobati tangan Anjani.
Ketika pria itu berjalan entah kemana dan membelakanginya, ia baru melihat jika punggung pria itu basah, karna ia memakai kemaja putih, terlihat samar-samar kulit punggung nya memerah.
Anjani menutup mulutnya, apa pria itu terkena siraman air panas yang seharusnya menyiram dirinya? Yaampun.
Ia segera berdiri lalu menghampiri pria itu, "Ini pasti gara-gara aku, biar aku obatin ya" Ucapnya sembari sedikit menyentuh punggung pria itu
"Emang kamu berani?" Balas pria itu yang masih memunggunginya dengan suara beratnya.
"Maksudnya?"
Pria itu membalikkan badannya, lalu membuka kancing kemeja nya satu persatu tepat di depan Anjani, "Eh, kamu mau ngapain?" Panik Anjani, menahan tangan pria itu yang sedang membuka kancing kemeja nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangan [END]
RandomKetika menyukai seseorang, hanya bisa melihat nya dari kejauhan, dan hanya membayangkan jika bisa bersama nya. Walaupun rasa ini sangat besar, tapi ego ini sama besarnya, hanya bisa menunggu sebuah keajaiban atau takdir. WARNING!!!!18++!!!!!