"Gue cuma takut Runa gak bisa beradaptasi di negara ini...""...dan gue juga takut, kalo kita semua gak bisa keluar dari dimensi ini."
Pengakuan dari tantangan yang telah diajukan oleh alat Be Fast kala itu, ternyata adalah kebenaran.
Rellona tidak bisa menyangkal, tentu saja. Entah apapun yang terjadi pada hari saat ia ingin mencari pekerjaan bersama Riga, kejadian itupun secara perlahan ia juga mulai meragukannya. Meski ia yakin itu adalah kejadian nyata, tapi begitu mendapat pengakuan dari Riga, ia rasa kebebasannya dari tangkapan Triple Zero memiliki alasan tersendiri. Atau mungkin mereka telah memberi kesepakatan dengan pria itu.
Rellona tidak tahu, ia tidak mengerti, untuk saat ini, Rellona hanya menemukan sebuah fakta bahwa pengakuan Riga begitu sangat tulus.
"Gimana rasanya?" Rellona bersuara ditengah-tengah aktivitas Riga yang sedang bersiap-siap.
Keduanya akan menuju terminal Beez. Mereka akan pergi ke salah satu sekolah untuk menghadiri pameran 'Harapan Masa Kini', yang dimana para ilmuwan pemula dan para penemu alat yang di selenggarakan di sekolah itu berlomba-lomba memamerkan dan memasarkan alat ciptaan mereka kepada pengunjung.
Alasan kenapa Rellona dan Riga akan mengunjungi pameran itu karena Dozi adalah salah satu peserta di sana. Dan tak disangka, bahwa Be Fast adalah alat yang dia pasarkan.
"Rasanya?" Riga mendelik tak mengerti. Ia justru berbalik tanya. "Maksud lo, waktu gue pergi ke Vulgaryfams?"
Rellona terdiam sejenak, ia menatap Riga. Satu sudut bibirnya terangkat yang menimbulkan decisan singkat. "Dasar mesum."
Raut wajah Riga seketika terbeliak, sedikit terkejut dengan jawaban gadis itu. Ia masih tak mengerti arah pembicaraan yang Rellona sampaikan. Bukankah dia menanyakan 'bagaimana rasanya'? dan persepsi lelaki itu tentu saja langsung menangkap pada kejadian tempo lalu atas pengakuannya —yang justru adalah sebuah kebohongan— bahwa ia pergi ke sebuah tempat komunitas sex. Masalahnya, dia belum menjelaskan apapun perihal itu, namun dengan ringannya mulut gadis itu melontarkan cemoohan yang jelas membuat Riga sangat ingin menyangkal bahwa ia bukan pria yang buruk sebagaimana yang dia maksud.
"Jangan sembarangan nilai orang." Riga mengalihkan tatapannya. Alih-alih menyangkal karena tak terima atas apa yang gadis itu ucapkan padanya, Riga berusaha membela diri. "Gue bukan Gena."
Rellona tiba-tiba tertawa kecil, wajahnya masih menunduk seolah berusaha menyembunyikan ekspresinya yang menahan tawa. Bagi Rellona, tetap saja kedua pria itu tidak ada bedanya.
Namun, bukan jawaban itu yang Rellona maksud atas pertanyaan sebelumnya, "Maksud gue, gimana rasanya ingatan lo hilang? lo nggak penasaran seperti apa kehidupan lo sebelum terjun ke dimensi ini? lo nggak ingin tau siapa orang tua lo, ibu, bapak, sahabat-sahabat lo, atau bahkan.. pacar lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Life: Another World [END]
Science Fiction[ Mystery, Fantasy, Sci-fi, & Adventure ] ❝Jika mimpi dapat membuat sebuah kehidupan yang gila, mengapa dinyatakan mutlak tidak nyata? Darimana bisa terciptanya jikalau bukan kehidupan itu benar adanya?..❞ Mengisahkan tentang beberapa pemuda yang te...