Bab 03 | Indentitas baru

186 51 76
                                    

Rellona melihat sekeliling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rellona melihat sekeliling.

Jantungnya mulai berdegup kencang kala memasuki ruangan beralasan dinding aluminium di setiap sisinya. Seperti ruangan introgasi. Gelap, Rellona melihat hanya ada beberapa cahaya di sudut ruangan yang bahkan cahayanya berwarna kuning remang-remang. Dan ketika merasakan suhu ruangan, ia langsung merasakan keadaan yang mencekam menyapanya. Rellona memastikan juga kalau ruangan itu pasti memiliki daya kedap suara.

Rellona mulai mengikuti arahan ketika ia di perintahkan untuk duduk di bangku yang penuh dengan kabel semrawut. Ia dipakaikan sebuah benda di atas kepalanya, tentu ia tak bisa menolak, sebab kedua tangan dan kakinya sudah di tahan dengan besi yang sangat kokoh pada tumpuan kursi. Ia menatap dengan wajah panik pada kedua orang yang kini memantau dirinya. Satu orang tengah mempersiapkan sesuatu dengan komputernya, dan yang satunya lagi berjaga di dekat Rellona. Kepala gadis itu seketika di himpit, ia mengernyit kesakitan, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Perasaan gue nggak enak.

Jangan-jangan gue mau dieksekusi?

Mengingat bahwa ia tak memiliki identitas, pikirannya sudah kalut jika ia akan segera dihukum.

Namun, setelah beberapa saat, gadis itu akhirnya menghela nafas lega. Ia merasa sedikit aman bahwa tidak ada reaksi apapun dari benda yang tengah didudukinya. Atau memang gadis itu belum merasakannya? Entahlah. Yang pasti ia merasa tidak sepanik seperti diawal.

Beberapa detik kemudian, sebuah cahaya garis merah muncul, bagaikan sinar laser dan kemudian mulai beranjak naik hingga mengelilingi tubuh Rellona dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dan rupanya itu adalah sebuah cahaya pendeteksi otomatis. Garis merah itu terus berputar bolak-balik yang tak lupa suara Bip! yang terus keluar di setiap detiknya.

Juga sesekali di ruangan itu terdengar suara otomatis yang seolah menyampaikan sebuah informasi hasil dari deteksi itu berkali-kali.

Korea, tidak terdeteksi.

.

Thailand, tidak terdeteksi.

.

Bangladesh, tidak terdeteksi .

.

Israel, tidak terdeteksi.

.

New Zealand, tidak terdeteksi..

.

Canada..

..tidak terdeteksi !

.

Hingga 30 menit sudah berlalu.

Salah satu anggota Triple zero yang ada di hadapan Rellona menatap sinis. Sudah sekian ratus negara di sebutkan, namun identitas Rellona tak kunjung juga terdeteksi.

Crazy Life: Another World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang