Bab 02 | Negara yang aneh

245 62 76
                                    

Sekitar lebih dari puluhan, bahkan hingga ratusan jika saja Rellona mau menghitung pada gedung-gedung tinggi yang ada dihadapannya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekitar lebih dari puluhan, bahkan hingga ratusan jika saja Rellona mau menghitung pada gedung-gedung tinggi yang ada dihadapannya saat ini. Sama persis seperti gedung yang kini dipijaknya, berbentuk seperti pilar raksasa yang seakan menopang sesuatu di atas awan. Semuanya memiliki dinding kaca. Seperti baknya lift terpanjang di muka bumi, yang menjulur ke atas langit bahkan mungkin saja hingga luar angkasa. Itulah yang pertama kali Rellona lihat begitu keluar dari gedung.

"Waw..." Rellona bersimpah kagum dengan pemandangan di depan matanya.

Gadis itu tiba-tiba mengernyit heran. "Itu apa?" tunjuknya ke arah langit.

"Itu kota." jawab pria di sampingnya.

"Waw? Kok bisa? Ma-maksudnya, gimana caranya bangun kota terapung?"

Pria itu mengabaikan, ia mulai berjalan menyusuri jembatan transparan. Meski tak di respon, Rellona tak menampik, gadis itu beralih melihat ke arah bawah dari gedung yang dipijaknya, banyak gumpalan awan putih, ia juga samar-samar melihat banyak bangunan dan gedung-gedung di bawah sana.

Gadis itu menujuk ke bawah. "Itu juga kota?"

"Ya. Lebih tepatnya kota yang sebelumnya kita singgahi sebelum kemari." kali ini, pria itu menggubris.

Rellona terdiam seribu bahasa, ia tidak bisa berkata-kata bagaikan terhipnotis karena terpana. Merasa tidak begitu nyata dari semua yang ada di sekitarnya. Rellona bahkan tidak menemukan letak matahari berada di mana, karena begitu banyak bangunan tinggi yang menutupi seluruh langit-langit. Dan sudah ia pastikan jika orang baru yang datang kesini, tidak akan mengira kalau di atas awan sana terdapat kota lagi.

Tapi Rellona bingung, dari mana cahaya bisa masuk ke pemukiman?

Sejurus kemudian, ia baru tersadar. Ternyata, di setiap sudut gedung terdapat lampu-lampu raksasa. Jadi tak heran suasananya begitu terang baknya disiang bolong.

Begitu Rellona menoleh ke kiri, ia dikejutkan dengan sebuah benda raksasa yang amat besar melintas di udara, lebih tepatnya melesat bebas di atas kepalanya. Rellona refleks menundukkan kepalanya hingga ia sedikit berjongkok, meski pada kenyataannya jarak dengan benda yang melintas itu masih begitu jauh dari kepalanya. Sungguh, jantungnya hampir saja jatuh ke dasar perut. Benda besar itu melaju sangat cepat, ia sontak memegangi dadanya dan mengatur nafasnya yang sempat terhenti beberapa detik.

Pria di hadapan Rellona menoleh karena mendengar gadis itu sempat berteriak.

"Tidak perlu panik, kendaraan itu tidak akan menabrak objek yang ada di sekitarnya."

"Itu satu-satunya kendaraan yang dimiliki oleh negara ini. Namanya Beezh. kendaraan itu memiliki lima lantai, dengan keliling seratus dua puluh meter persegi, dan mampu menampung lebih dari enam puluh ribu orang." papar pria itu sambil melanjutkan kembali langkahnya.

Rellona terdiam. Otaknya benar-benar tidak bisa bekerja mendengar penjelasan mengenai kendaraan tersebut. Lebih besar berkali-kali lipat, bahkan mungkin saja puluhan kali lipat dari pesawat atau pun kereta. Yang terlintas dari pikiran gadis itu hanyalah; bagaimana bisa manusia menciptakan kendaraan super raksasa?

Crazy Life: Another World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang