Rellona pulang dengan pikiran kacau. Buku diary milik Prof. Lexa kini berada di genggamannya cukup erat, gadis itu akan membawa buku itu ke rumah. Meski belum ada niat dan juga waktu untuk melanjutkan kembali membaca buku itu, namun buku tersebut terlihat sangatlah penting. Ia yakin Prof. Lexa pasti menuliskan semua setiap momennya dalam melakukan misi mengenai dimensi lain, bahkan bisa saja buku itu terdapat paling tidak sedikit petunjuk-petunjuk untuk membantu Rellona keluar dari perangkap dimensi itu.
Fakta baru yang Rellona sadari adalah bahwa Prof. Lexa bukalah penghuni dimensi yang sama dengan Rellona dan juga ke-empat temannya. Kenapa wanita itu harus berbohong? Apa yang sebenarnya Prof. Lexa rencanakan?
Pikirannya kalut. Sampai rumah, ia langsung merebahkan diri di atas tempat tidur. Memandang kosong pada langit-langit kamar, mencoba menyusun ide-ide yang akan ia jadikan dalam satu rencana. Dimulai dari alasan apa ia akan bertemu dengan Prof. Born, meminta pertolongan apa, dan tujuan pertolongan itu untuk apa, Rellona memikirkan semuanya sedetail mungkin agar pria tua itu tidak mencurigainya sama sekali.
Rellona meletakkan buku diary Prof. Lexa di dalam nakas yang terletak di sisi tempat tidurnya. Gadis itu kemudian bangkit, berjalan ke arah rak buku. Ia meraih buku Hukum Perundang-undangan, karena bagaimanapun juga yang ia akan hadapi nanti adalah seorang petinggi penting dalam misi negara, dan ia harus tahu larangan-larangan apa saja yang tak harus ia campuri ke dalam misinya kali ini.
Ketika jemarinya menelusuri deretan daftar isi, seperdetik setelahnya, telunjuknya berhenti bergerak. Kemudian ia langsung membuka halaman yang berhasil membuatnya penasaran itu.
Keterikatan jika telah tertangkap oleh Triple Zero. (Pasal 1431)
Pada halaman itu, jelas tertulis judul bab. Rellona membaca dengan teliti di setiap pointnya. Hingga sampailah ia membaca pada bagian terpenting.
1. Memberontak, adalah sama dengan arti dari siap akan dibantai.
2. Menolak segala perintah, adalah sama dengan arti dari siap untuk dieksekusi.
3. Merencanakan sesuatu secara diam-diam, adalah sama dengan arti dari siap akan tidak pernah bisa beristirahat dengan tenang.
4. Membunuh diri, adalah sama dengan arti dari melarikan diri, maka dengan kata lain siap akan dibangkitkan kembali sebagai hukuman.Rellona memejamkan matanya. Bagaimana pun keterikatan itu, sama sekali tak membuatnya membuahkan ide untuk mengeluarkan Riga dari sana. Kekejaman itu begitu mutlak, bahwa tidak mudah untuk keluar dari ikatan itu apalagi diam-diam membawanya melarikan diri. Rellona bahkan takut jika rencananya sendiri yang akan mencelakai pria itu, karena bagaimanapun juga, rencananya adalah termasuk dari pelanggaran yang ada pada ketetapan Triple Zero. Gadis itu lantas menutup buku, dan mengembalikannya ke tempat semula.
Akankah rencananya akan berjalan dengan lancar?
Pagi kemudian, Rellona dengan segenap jiwa dan raganya telah dipersiapkan untuk mulai beraksi. Ia sengaja tak mampir ke basecamp terlebih dahulu karena menurutnya itu tak terlalu begitu penting baginya. Toh, mereka juga sepertinya sudah sepenuhnya mempercayai kemampuan perempuan itu, selebihnya Rellona akan pergi ke basecamp jika sudah menemukan hasilnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Life: Another World [END]
Ciencia Ficción[ Mystery, Fantasy, Sci-fi, & Adventure ] ❝Jika mimpi dapat membuat sebuah kehidupan yang gila, mengapa dinyatakan mutlak tidak nyata? Darimana bisa terciptanya jikalau bukan kehidupan itu benar adanya?..❞ Mengisahkan tentang beberapa pemuda yang te...