Bab 20 | Neohuman

59 9 8
                                    

Entah apa yang membuat Riga tiba-tiba ditangkap oleh sekelompok keanggotaannya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah apa yang membuat Riga tiba-tiba ditangkap oleh sekelompok keanggotaannya sendiri. Ia masih belum memahaminya, situasinya begitu membingungkan karna kini ia sedang dibawa ke sebuah ruang interogasi.

Pria itu didudukkan di sebuah ruang yang hanya menyediakan meja dan tiga kursi. Kedua tangannya yang tengah diborgol, ia naikan ke atas meja guna mencoba untuk rileks. Riga menoleh pada jendela sisi kirinya, Prof. Lexa kini tengah berdiri memantau. Wanita itu menatapnya begitu intens.

Akankah ia dihukum?

Mengapa harus dihukum? apa sebab karena ia telah membuka buku Diary-nya tanpa izin?

"Kau tahu? aku sangat membencinya, bahkan sejak dalam pertemuan pertama," Lexa menutup pintu, ia menghampiri Riga, dan terduduk di hadapannya. "itulah yang kurasakan ketika kau berlutut di hadapanku."

Lexa melipat kedua tangannya di atas perut, ia menyandarkan punggungnya pada kursi dengan santai. "Dan aku harus mengatakan ini, bahwa rupanya penduduk dimensi kau tidak ada bedanya dengan spesies alien di planet tetangga. Otak dangkal. Dungu."

"Aku juga tidak mengerti, kenapa harus kau yang terpilih oleh Gric. Pria bodoh dan keras kepala. Kau juga sangat egois, memilih untuk menjadi budak, dan rela mengkhianati teman-temanmu."

Riga hanya memperhatikan wanita itu. Matanya menelusuri wajah Lexa yang penuh dengan keangkuhan.

"Sudah berapa kali kau melanggar aturan?" wanita itu kemudian mencondong, mendekatkan wajahnya sembari menatap Riga dengan sorot tajam tanpa berkedip. "dimensi ini bukan milikmu. Jadi jangan bertindak semaunya."

Riga menelan ludah. Kering. Dendam pada dirinya telah menyerap habis sisa-sisa air ditubuhnya. Sudah berapa kali ia menahannya hanya karena bersabar untuk memenuhi seluruh permintaannya. Ia selalu patuh akan semua perintahnya, ia selalu melakukannya tanpa sekalipun membantah. Tapi apa yang ia dapati? tidak ada. Selama ini hanya hukuman yang ia terima, perlakuan keji, dan ketidakadilan.

"Bukankah kita sudah sepakat bekerja sama?" Riga menatap sayu, "bukankah dengan kau menjadikanku bagian dari Triple Zero sudah berhak tahu segala rahasia yang kau simpan?"

"Bekerja sama?" Lexa mengulang kata dari pria itu dengan nada mencemooh.

Wanita itu menggebrak meja. "Rahasia dan perintah adalah dua hal yang berbeda. Kau pikir jika kau telah bergabung dengan kami, kau bisa mengetahui segalanya?" wanita itu menjeda sesaat hanya untuk mengalihkan wajah dengan satu sudut bibir terangkat mengulas senyum sarkastik. "cih, lagipula sejak kapan kau pernah berhasil dalam misi?" emosinya mulai beranjak, namun ia berusaha menahannya.

"Pertama, aku memberi tugas untuk menemui gadis itu dan segera membawanya ke Side Office. Tapi apa yang kau lakukan? kau membawanya ke Basecamp, hingga ada warga lain yang melaporkan bahwa negara ini telah kedatangan seorang imigran,"

"Kedua, kau bertindak seolah peraturan ber-individu tidaklah ada. Padahal, aku memerintahkan hanya untuk memandunya, bukan dengan cara berdekatan."

"Ketiga—"

Crazy Life: Another World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang