[ Mystery, Fantasy, Sci-fi, & Adventure ]
❝Jika mimpi dapat membuat sebuah kehidupan yang gila, mengapa dinyatakan mutlak tidak nyata? Darimana bisa terciptanya jikalau bukan kehidupan itu benar adanya?..❞
Mengisahkan tentang beberapa pemuda yang te...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rellona berkesiap. Ia merapikan kembali pakaian yang ia kenakan hari ini, memastikannya bahwa tidak ada yang terlewat dan benar-benar sudah rapi.
Gadis itu menghadap pada cermin yang berada di balik pintu lemari. Ia menghela nafas, meski ini sudah yang ke sekian kalinya, karena jujur saja, Rellona sangat gugup pagi ini.
Ini semua disebabkan oleh notifikasi monitor rumahnya yang ia dapatkan kemarin. Riga benar-benar membuat gadis itu langsung pergi ke kediamannya hanya karena penasaran notifikasi apa yang akan ia dapatkan. Dan rupanya, sebuah undangan yang meminta gadis itu untuk mengunjungi Grid f5. Tapi kini, Rellona mendadak merasa tak yakin ketika ia akan menuju ke sana, ragu dan juga takut bahwa ia akan hanya diperlakukan sama seperti tempo dulu saat pertama kali ia diundang ke sana. Jujur saja ia tak bisa menyingkirkan pikiran negatif tentang hal itu.
Namun, ada alasan lain yang membuat Rellona memutuskan untuk menuju ke sana, itu karena ucapan Riga kemarin. Gadis itu merasa ada yang mengganjal dibenaknya, bagaimana Riga bisa tahu bahwa Rellona mendapatkan sebuah notifikasi yang bahkan tergolong rahasia?
Apa undangan itu ada hubungannya dengan Riga? .. atau jangan-jangan pria itu pun mendapatkan notifikasi undangan yang serupa?
Mana mungkin? kembali lagi bahwa Riga hanyalah penduduk biasa.
Rellona akhirnya melangkahkan kakinya. Yakin tidak yakin, yang pasti ia harus memastikan sesuatu mengapa Riga tahu tentang perihal undangan itu.
"Kau begitu sangat cantik hari ini." Prof. Born bersuara begitu mendapati sosok perempuan di kejauhan sana, ia langsung mendekatkan diri berjalan beriringan di samping Rellona. "Kau—"
"Berhenti untuk terus memujiku." kilah Rellona cepat.
"Mengapa kau mengundangku kemari?" tanya gadis itu tanpa ingin berbasa-basi.
"Tenang dulu, aku baru saja siuman dari simulasi untuk mati." pria tua itu berusaha mencoba untuk santai, meskipun kelihatannya nafasnya sudah terlihat sangat berat.
Prof. Born sudah tua. Dengan usia yang sudah lanjut dan tubuh semakin menyusut, ia semakin banyak mencharge dirinya untuk memperbanyak beristirahat. Tenaganya semakin melemah, ia sudah banyak memakai alat penawar untuk memulihkan energinya kembali. Mengingat dimensi ini tak mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat menambah energi dan melancarkan daya tahan tubuh, sehingga sangat rentan untuk penduduk dimensi ini cepat mati hanya karena tak mengisi daya, bukan mati karena sebuah penyakit.
Dan Prof. Born adalah orang yang pertama dari penduduk generasi ke-3 yang mampu bertahan hingga umurnya 70 tahun. Pemecah rekor dalam negara ini sejak abad ke-20 —sebelumnya rata-rata penduduk mati diusia 40 sampai 45 tahun—, dan rekor itu juga berhasil membuat pria itu menjadi seorang petinggi negara.
Dengan projectnya yang ingin memindahkan seluruh memori otaknya pada Rellona, selain ia dapat kembali muda dengan versi tubuh yang berbeda, ia juga dapat melanjutkan projectnya yang bertujuan untuk mengakhiri dunia tanpa memikirkan dirinya yang akan mati karena usia.