26|| CHAPTER

82 35 15
                                    

26 || CHAPTER

26 || CHAPTER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Aksara's Pov

"Lo mau bawa gue kemana Ga?"

Arga menoleh, menatapku yang kini duduk di dalam mobil bersebelahan dengannya. "Kenapa lo harus tanya itu terus? Apa lo gak percaya sama gue?"

Di detik itu aku terdiam mendengar ucapan Arga maksud dari ucapannya barusan,_ tunggu mengapa aku tidak mempercayainya? Tidak bukan maksudku tidak mempercayainya melainkan dia tidak ingin mengatakan apapun padaku.

"Lo tenang aja gue cuma mau ngajakin lo makan malam"

Beberapa menit di perjalanan akhirnya Arga memarkirkan di sebuah gedung bernuansa Eropa terlihat dari depan arsitektur gedung ini yang memperlihatkan pilar-pilar berukuran besar yang berdiri kokoh, jendelanya berbentuk persegi dengan lengkungan di atasnya, dan beberapa ornamen-ornamen berupa ukiran maupun hiasan tanaman rambat.

Sekejap aku mematung melihat kemegahan gedung di depanku saat ini sungguh sangat indah.

"Aksara?"

"Hah?"

"Lo kenapa?" Tanyanya saat aku sedang terlarut dari kemegahan gedung itu.

Aku tersenyum, "engga papa, lo bawa gue kemana?" Ujarku masih dengan tatapan melihat pada gedung itu.

"Gedung ini miliki bokap, bokap gue membangunnya untuk sekedar berkumpul dengan keluarga, anggap ini vila, hotel atau semacamnya, yuk turun" Ujarnya menjelaskan, mungkin karena aku yang menatap gedung itu sampai aku tidak bisa mengalihkan pandanganku.

Aku ternganga dengan penjelasan Arga apa katanya sekedar hotel atau semacam vila? Jika kalian melihat gedung ini, bak seperti istana yang sangat megah.

Arga membuka pintu mobil kemudian berjalan ke sisi lain pintu mobil dan membukakan pintu mobil untuk ku, kemudian mengulurkan tangannya lalu aku menyambut tangan kekar miliknya dan perlahan keluar dari mobil.

"Thanks" Ujarku

Arga hanya mengangguk tanda responnya.

"Siap?" Tanyanya.

Aku hanya diam aku masih tidak mengerti dengan kata siap yang dia ucapan, namun Arga sudah menggandeng tanganku untuk masuk kedalam.

Pintu utama terbuka memperlihatkan seluas apa di dalam, Arga masih memegangi tanganku. Seorang pria datang menghampiri kami lebih tepatnya pada Arga, "Tuan muda, sudah datang, silakan yang lain sudah menunggu" Ucapnya lembut kemudian melihatku dan tersenyum ramah.

𝙎𝙄 𝘽𝙐𝙏𝘼 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang