17|| CHAPTER

104 43 14
                                    

17 || CHAPTER

*****

Aksara kini telah berada di kamarnya, menatap kosong buku pelajaran nya, sesekali ia hanya menghembuskan nafas kecil dari mulut nya, "huh"

"Kenapa gue jadi mikirin dia sih.. " Gumamnya

Getaran ponselnya mengalihkan perhatian. Aksara mengambil ponsel tersebut dan melihat notif bernama Alliana, oh ternyata dari sahabat.
___
Alliana

“besok lo ingetkan?”

Aksara berfikir sejenak sebelum ia membalas chat dari sahabatnya itu, menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Memang apa?" Gumamnya. Mencoba mengingat sesuatu namun hasilnya nihil, Aksara masih tidak mengingat apapun.

“😅😁 memang nya besok ada yang spesial Al?”

“😒”

“😁 sorry gue gak inget sumpah”

“besok ulang tahun gue Ksa..
Lo tega gak inget ulang tahun
Gue sama sekali”

Mata Aksara kini beralih melihat kalender yang ada di meja belajar nya, 12 Juli oh ya dia benar besok adalah tanggal lahir sahabatnyanya.

realy, I'm forget sist..
I'm sorry ”

“ya ya ya”

“oke, sist sorry, jadi rencananya
Mau pesta nih?”

“oh sudah jelas jawabannya PASTI
kaya gak tau bokap gue aja lo”

Aksara tertawa kecil melihat balasan Alliana. Tak heran mengapa sahabatnya itu sangat kesal, karena di setiap ulang tahun nya ia selalu mengadakan pesta yang fantastis. Ya, tidak diragukan lagi anak kesayangan CEO.

Aksara kembali memainkan jari jemari nya di layar ponsel nya.

jadi, tema besok apa?”

“gue maunya pesta topeng”

“menarik”

“oke, besok kita bakal
Cari gaun untuk pesta gimana?”

“hm.. Boleh”

“oke, kita cari setelah
Pulang sekolah”

“ok”
___

Ya besok adalah hari ulang tahun sahabatnya dan kini Aksara berfikir untuk memberikan kado apa untuk temannya itu, yang jelas adalah semua barang pasti sudah Alliana miliki mengingat sahabatnya itu adalah anak seorang CEO.

Tahun kemarin Aksara memberikan hadiah sebuah dress untuk Alliana, walaupun mungkin hadiahnya tak semewah apa yang Alliana miliki dirumah nya. Namun, yang pasti adalah Alliana bukanlah sosok teman yang akan mengejek barang pemberian orang lain, genap umur Alliana besok tujuh belas tahun dan ia harus memberikan apa untuk nya.

***
Lenno baru pulang setelah ia pergi ke markas, dengan keadaan beberapa luka di wajah nya yang sembab, saat ia melangkah masuk kedalam rumah, sosok Arnold sedang duduk di sofa dengan mata yang menyala tajam menatap Lenno.

Lenno memutar mola matanya seolah engan dengan keberadaan ayahnya yang sedang menatap tajam kearah nya.

"Apa selama Ayah gak ada di rumah, kamu seenaknya pulang di jam segini? HAH!!" Ujar Arnold yang kini berdiri dari duduknya.

Lenno tak menjawab engan akan ocehan ayahnya, dan berniat pergi dari ruang tamu.

"Ayah belum selesai bicara, Lenno!!"

Lenno menghembuskan nafas pasrah, "what you think, i will listening your fucking mouth?"

"BERANI KAMU BANTAH AYAH?!!"

"What's the rong with me? Lenno cuma pulang jam 12, Ayah marah?"

"Apa kamu pulang di jam dua belas malam, bukan hal yang besar? Iya?!!"

Lenno tersenyum getir, sembari terkekeh kecil

"Kamu pikir ayah sedang bercanda?! Kamu bisa tertawa? Apa kamu mau jadi anak berandalan dengan geng kamu itu? Iya?!!"

Lennon kini menatap tajam mata Arnold, "berapa kali Lenno katakan, Lenno gak pernah ikut geng.manapun.lagi!" Ujar Lenno menekankan kalimat terakhir nya.

"Lantas saat ini ayah buta? Liat wajah kamu yang babak belur? Iya, kamu pikir ayah buta?!"

"Percuma Lenno kasih tau, ayah gak bakal percaya" Ujar Lenno berniat pergi dari ruang tamu. Namun sebelum langkah kakinya bergerak tangan Arnold lebih dulu memutar pundak milik Lenno dan_

Bugh

Darah segar keluar dari sudut bibir Lenno, cowok itu meringis dengan suara kecil, memegangi sudut bibir nya yang berdarah.

"O, sstttt"

Lenno menatap tajam Arnold, begitu pula dengan Arnold yang tak kalah tajam dari putranya, "kamu pikir siapa?!! Berani menantang ayah?!!"

Lenno masih diam tangannya mengepal erat, otot-otot nya pun terlihat menonjol.

"KAMU PIKIRIN APA KESALAHAN KAMU SEKARANG!! SEBELUM AYAH MELAKUKAN SESUATU HAL YANG BAHKAN KAMU GAK SUKA!!"

"Ayah pikir kesalahan ayah dulu, baru Lenno akan pikirkan kesalahan Lenno!" Tegas Lenno yang masih dengan tatapan tajam, kemudian berjalan keluar rumah meninggalkan Arnold yang masih murka terhadap nya.

"Mau kemana kamu?!!"

Lenno tak menanggapi teriakan Arnold yang semakin marah pada nya, ia hanya berjalan keluar kemudian menaiki motogp meninggal rumah.

***

Aksara Pov

Ceklek [suara pintu terbuka]

Aku baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri sebelum tidur, mataku beralih menatap jam dinding di kamar menunjukkan pukul 12.00 ah, ya ini sudah larut malam dan aku baru saja menyelesaikan tugas mata pelajaran sekolah, sebenarnya ia juga sejak tadi sibuk memikirkan barang yang akan ia berikan untuk sahabatnya, sampai terlupa ini sudah terlalu larut dan ia akan segera tidur.

Brak

Suara apa itu? Aku Mengalihkan perhatianku yang baru saja ingin memejamkan mata, suasana kamarku sudah gelap karena lampu sudah ku matikan, namun sosok bayangan laki-laki tiba-tiba muncul dari balik jendela kamarku, seperti orang yang hendak mencuri, detak jantung ku yang berdetak lebih cepat karena takut, aku duduk dan menyandarkan tubuh pada sprimbet ranjang, aku menarik selimut dan menutupi setengah dari wajahku mataku tak bisa teralihkan oleh apapun, bibirku terasa keluh untuk berteriak meminta bantuan apalagi mengingat ini sudah malam, bahkan untuk melihat dan memastikan pun aku tak bisa karena sangat takut, jika orang itu melakukan sesuatu, aku tak bisa melawan nya, bayangan itu semakin mendekat.

"Aksara"

Hah? Siapa?

*****
Oke sampai sini gimana?
Mau lanjut apa stop nih?

VOTE+KOMEN+FOLLOW
1K boleh?

𝙎𝙄 𝘽𝙐𝙏𝘼 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang