31|| CHAPTER

53 24 26
                                    

31 || CHAPTER

31 || CHAPTER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Zion masih sabar menunggu Lenno yang saat ini belum juga pulang, saat pintu utama itu terbuka dengan jelas Zion segera berdiri dengan berjalan di bantu tongkatnya.

"Lenno?" Lirihnya.

"Zion kenapa kamu berada di luar nak?" Tampak suara itu bukan milik Lenno melainkan ayahnya Arnold.

Zion masih dengan senyumannya, "ayah sudah pulang, aku pikir Lenno yang pulang" balasnya

Arnold menghela napas panjang, "kenapa kamu menunggu anak itu? Dia bahkan tidak memperdulikan mu"

Senyuman Zion seketika pudar mendengar penuturan ayahnya, "tidak ayah, tolong jangan katakan itu, dia sangat peduli dengan Zion"

"Sudahlah ayah tidak ingin membicarakannya, ayah hanya ingin putra ayah ini bisa melihat kembali, begitukah?"

Zion kembali tersenyum namun senyumannya kali ini terasa lebih hambar dari senyuman manis sebelumnya, "apa ayah senang mendengar kabar ini?"

"Tantu saja Zion, ayah sangat senang mendengar kabar ini, bahkan ayah ingin kamu segera melakukan operasi tersebut"

"Tapi ayah, Zion ingin sekali bertemu dengan orang yang ingin mendonorkan matanya untuk Zion"

"Ayah juga ingin bertemu untuk memberikannya sebuah hadiah, bagaimana menurut mu?"

"Iya ayah benar, dia harus di beri sesuatu untuk hal itu, tapi ada satu masalah ayah, kata dokter Alsan orang itu tidak mau memberi identitasnya"

"Baik, ayah mengerti ayah akan mencari tau soal itu, kau tidak usah khawatir. Kamu hanya perlu istirahat yang cukup untuk nanti jika operasi itu akan dilaksanakan maka kau tidak kelelahan"

"Baik ayah" balasnya terdiam sebelum ia menanyakan sesuatu lagi pada ayahnya, "ayah" panggil Zion lagi.

Arnold yang baru berniat ingin mengganti pakaian tertunda karena Zion memanggilnya lagi, "ada apa?"

"Zion berharap ayah tidak terlalu memperlakukan ku dan Lenno begitu berbeda, Zion yakin Lenno tidak seburuk apa yang Ayah pikirkan tentangnya"

Arnold hanya terdiam ia sangat enggan untuk mengomentari ucapan Zion, "sudahlah ayah akan mengganti pakaian sebaiknya kamu bersikap untuk makan malam" ujar Arnold memilih pergi dari ruang tamu.

Zion hanya sedih melihat ayahnya dan Lenno tidak sebegitu dekat, sama tidak berubah seperti dulu. Arnold salalu membedakan Zion dan Lenno.

***

Lenno dan Aksara menyusuri anak tangga sesampainya di sebuah pintu menuju loteng gedung paling atas Lenno menoleh dan tersenyum pada Aksara, "tunggu sebentar" ujarnya

"Kenapa?"

Lenno mengeluarkan syal hitam dari dalam tas, kemudian menunjukkannya pada Aksara.

Aksara mengerutkan keningnya bingung dengan apa yang akan Lenno lakukan.

𝙎𝙄 𝘽𝙐𝙏𝘼 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang