2

2.1K 120 0
                                    

=
=
=

Pagi ini penculik itu menelfon kedua orang tua Chania, lagi. Dia mengatakan jika hingga sore uangnya tidak ada, maka nyawa jisung tidak akan terselamatkan.

"bagaimana ini, Jho. Anak kita."

"iya aku tau, kamu tenang dulu ya?" Chania yang mendengar pun hanya bisa menunduk, dia harus berbuat apa sekarang.

Malam tadi Chania tinggalkan dengan tangis. Chania harap pagi ini ada malaikat yang dapat memberikannya uang untuk menebus sang adik.

"Chania! Ayo bantu ibu!" ya, sang ibu pergi ke pasar untuk bekerja. Sepertinya sang ibu akan meminjam uang kepada preman pasar. Karena sungguh, preman pasar itu sangat kaya disini.

"Kau meminjam uang senilai lima ratus juta?! Itu uang yang sangat banyak, bodoh."

"iya aku tahu, tapi uang itu akan aku kembalikan secepat mungkin."

"tidak, pergi sana. Aku tidak ingin melihatmu di sini."

Chania dan sang ibu pun pergi kembali ke tempatnya untuk berjualan. "Chania! Kau mau kemana?! Jangan berulah lagi, Chania!"

"iya ibu!"

Baiklah, Chania kini berlari menemui Kania. Teman kecilnya, ah tidak. Maksudnya Kania itu seorang anak kecil berusia dua belas tahun.

"kenapa kau? Ayo bermain kejar-kejaran?"

"Nggak, Chania nggak mau."

"lalu?"

"Chania butuh uang, Kania."

"berapa itu? Mau aku belikan permen?"

"Nggak-nggak. Adik diculik, dan penculik itu minta uang lima ratus juta."

"ya ampun, jika uang sebanyak itu aku tidak punya."

"iya Chania juga tau."

"sudahlah, aku yakin adikmu akan baik-baik saja. Sekarang kau kejar aku ya?" Chania tersenyum, dia mengejar anak berusia dua belas tahun itu.

"Hey! Jangan lari-lari di pasar!" teriak ibu-ibu yang Chania tabrak tadi.

"Chania! Kau berulah lagi ya?!" teriak ibunya setelah melihat anak pertamanya itu berlari mengejar anak kecil.

Bruk!

"aduh."

Chania terjatuh, dia pun mendongak siapa orang yang menghalanginya ini.

"kau Chania?" tanya pria berjas hitam itu.

"ck, baju Chania jadi kotor, dan Kania pergi deh." Mark terdiam memandang wanita yang sepertinya jauh lebih muda darinya.

"kenapa paman liatin Chania kaya gitu?" tanya Chania dengan memiringkan kepalanya.

"jadi kau benar Chania?"

"iya. Kenapa? Apa paman yang culik adik Chania?" Chania memicingkan kedua matanya di depan Mark seolah-olah tengah diintrogasi.

Mark mendorong kening Chania untuk berjaga jarak. "aku akan memberikan lima ratus juta, ataupun lebih. Tapi dengan syarat, kau menikah denganku."

Chania terdiam, apa-apaan paman tinggi ini? Kenapa tiba-tiba mengajaknya menikah?

"Chania masih kecil om, Chania nggak mau tinggalin ayah."

"aku mengetahui apa yang keluargamu alami saat ini, apakah kau tidak memikirkan tentang adikmu?"

Chania jadi mengingat perkataan penculik malam tadi, dan waktunya hingga sore ini. Mungkin doa Chania terkabulkan, paman di depannya inilah yang menjadi seorang malaikat untuk keluarganya.

PaMaN DuDa || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang