21

1K 75 4
                                    

=
=
=


~Flash back on🌿

"Mark, mana uang lo? Gue laper." Palak Hyunjin di depannya.

"Ng-nggak ada, maaf aku buru-buru." Mark pun melenggang pergi.

Mark, dia kelas sebelas sekarang. Sebenarnya Mark tidak cupu, tapi siapa sih yang tidak takut jika di hadang kakak kelas yang lebih besar dari kita.

"Mana uang lo?" Lagi-lagi Hyunjin kembali merebut uang Mark dan mau tidak mau Mark pun memberikannya.

"Gitu dong, nanti gue bayar, tapi kalo lo udah mati."

Hyunjin dan teman-temannya pun pergi meninggalkan Mark. Lalu bagaimana dengan Mark sekarang? dia bahkan sudah tidak memiliki uang.

Puk!

"Kakak ngapain di sini?" Wanita itu bertanya kepada Mark, tapi kakak tingkatnya itu hanya terdiam. "Mau ke kantin?"

Mark menggeleng lalu pergi meninggalkan Chandani. "Hyunjin, dasar laki-laki gila. Pasti dia ganggu Mark lagi." Chandani pun pergi menemui pria yang sudah mengganggu kakak tingkatnya itu.

Sesampainya di kantin, Chandani menggebrak meja yang di tempati lelaki bengal itu.

"Hai sayang, mau makan bareng?"

"Lo ganggu Mark lagi?"

Hyunjin berdiri dari duduknya. "Kalo iya, kenapa?"

"Pengecut, beraninya keroyokan. Lo ambil uangnya Mark lagi kan?"

"Kayanya kita jodoh deh, kamu kok bisa tahu apa yang jodoh kamu lakuin ini?"

"Dasar miskin"

Cuh!

Chandani meludahi meja mereka sebelum akhirnya pergi.

"Anjing, cewek tolol." Sarkas teman Hyunjin.

Sedangkan Hyunjin hanya bisa tersenyum. Ternyata, Chandani si anak kelas sepuluh itu sangat berani dan tidak takut dengannya.

Kembali kepada Mark, dia kini tengah membaca buku. Mark itu kelas sebelas, jadi dia adalah kakak tingkat Chandani dan adik kelas Hyunjin.


Mark selalu di hadang Hyunjin dari kelas sepuluh. Dia selalu di bully tapi saat dirinya melawan, pihak sekolah malah menguhukumnya.

Dia sadar karena keluarganya tengah mengalami penurunan keuangan drastis sedari smp, jadilah dia tidak memiliki uang untuk membayar pihak sekolah maupun pihak kepolisian. Jauh berbeda dengan Hyunjin,

Dunia memang sekejam itu jika tidak memiliki uang. Mark selalu berdoa agar dirinya bisa bahagia di masa depan nanti.

"Chandani?" Mark menghampiri Chandani yang kini berada di depan pintu kelasnya.

"Kak Mark, ini buat kakak."

"Roti?"

"Iya, kakak pasti laper kan? Jadinya Chandani beliin ini."

PaMaN DuDa || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang