20

1.3K 97 8
                                    

=
=
=


"Kemana mereka bertiga, kenapa belum sampai rumah juga."

Mark kembali melirik kearah jam dinding, sekarang sudah jam tujuh malam. Tapi ketiga putri Mark belum juga pulang.

Mark mengambil kunci mobilnya dan hendak pergi dari rumah untuk mencari putri-putrinya.

Cklek

"Kalian dari mana saja?" tanya Mark sinis.

Ketiga putri Mark pun malah membuka sepatunya tanpa menghiraukan keberadaan sang ayah. Jasmin dan Renata lebih dulu pergi.

Sret!

Mark menahan pergelangan tangan Chelsse. "Ada apa ayah?"

"Kalian belum menjawab pertanyaan ayah. Apakah sopan berprilaku seperti itu kepada orang tua?"

"Huft... Chelsse capek ayah, lagian ayah duluan'kan yang mulai? Jadi, apasalahnya?"

"Oh, jadi ini ajaran Chania kepada kalian ya?"

Chelsse mengerut. "Maksud ayah, Chania ngajarin kita yang nggak bener, gitu?" Mark malah acuh, dia melipat kedua tangannya di depan dada.

Chelsse menyimpan sepatunya di lantai dan mulai mendekati ayahnya.

"Ayah, harusnya ayah berfikir. Selama ini ayah kemana? Ayah tidak pernah ada buat kita, ayah tidak pernah bertanya bagaimana kabar kita setelah bunda meninggal. Ayah, kita butuh di dengar ayah. Setelah ayah menikahi Chania, dan Chania membuat kita sadar bahwa dialah yang bisa memenuhi keinginan kita. Ayah emang nggak tau di untung, berkat Chania kita selalu hadir di meja makan tepat waktu. Berkat Chania, kita tidak pernah bergadang apalagi menghabiskan waktu libur untuk hal yang tidak penting—

—Ayah, ayah seharusnya membuka mata. Bukan malah mengecewakan kita. Dengan membuat Chania pergi dari rumah, itu tidak akan mengembalikan kita kepada pelukan ayah seperti dulu."

Plak!

Suara tamparan itu terdengar nyaring di lantai bawah, bahkan Chania pun bisa mendengarnya, tapi dia hanya bisa terdiam sesuai perintah Mark.

"Mulai pandai membalas orang tua ya kau sekarang."

Chelsse sudah bergetar sekarang juga, sungguh kekecewaannya terhadap sang ayah semakin memuncak.

"Ayah jahat! Ayah egois! aw!"

Mark menarik rahang Chelsse dengan keras. "Katakan kepada ayah dengan jujur, apa yang Chania ajarkan kepada kalian hingga seperti ini, hah?! JAWAB!"

"CHANIA TIDAK MELAKUKAN APAPUN!"

bruk!

Chelsse sesegukan sejadi-jadinya. Mark mulai menarik nafasnya dalam-dalam. Dia memegang pelipisnya, apa yang dia lakukan tadi sungguh salah.

"Maafkan ayah, nak"

Chelsse berlari ke kamarnya. Dia meninggalkan Mark yang kini menyesali apa yang sudah dia perbuat.

Chania menutup mulutnya, ternyata Chelsse yang bertengkar dengan Mark tadi.

Cklek

Mark membuka pintu gudang, dia menarik pergelangan tangan Chania.

"Kau dengar?"

"Paman, Chelsse pasti kesakitan paman. Kenapa paman malah kesini?"

"Ini salahmu Chania. Kau membuat anak-anakku seperti itu. Aku masih tidak habis fikir, apa yang sebenarnya kau berikan kepada anak-anakku."

PaMaN DuDa || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang