=
=
=
Mark benar-benar memenuhi keinginan Chania. Bukan hanya satu, ini adalah keinginan yang ketiga dari Chania. Mereka berada di pasar malam sekarang."Paman, Chania mau itu boleh?" Tunjuknya pada penjual makanan hangat. Setelah mendapatkan dua boneka hasil dari game yang Mark lakukan, kini Chania menginginkan makanan.
"Pelan-pelan nona, makanannya masih panas." tegur sang penjual karena melihat Chania yang begitu lahap menyantap makanannya.
Mark memberikan uangnya dan meminta Chania untuk duduk terlebih dahulu karena berkeliling membuat Mark sedikit lelah.
"Baiklah paman, tapi setelah ini habis Chania mau permen kapas."
"Terserahlah."
Mereka berdua pun akhirnya menemukan kursi kosong. "Paman mau coba?" Mark membuka mulutnya sedikit besar dan mencoba makanan itu.
"Ini pedas Chania."
"Nggak kok paman, bahkan ini kurang loh."
"Berhenti memakannya." Chania mempoutkan bibirnya. "Sini, biar aku buang ini dan aku belikan yang baru."
Chania menggeleng ribut. "Chania suka paman! Jangan di buang..."
"Chania, ini nggak baik. Bagaiamana jika perutmu sakit nanti karena makanan pedas?"
"Nggak paman, Chania nggak bakalan sakit."
Mark berdiri dari duduknya. "Tunggu di sini, aku akan belikan yang baru juga air minum."
Chania menunduk, dia tidak menjawab tapi Mark malah benar-benar melakukannya. Dia membuang makanan Chania. Kaya, kalian ngerti gak makanan yang lagi enak, tapi ini malah dibuang padahal makanan itu lagi enak-enaknnya, ya gitulah perasaan Chania sekarang.
"Aku benci paman!" teriak Chania setelah Mark pergi.
Mark menemui penjual tadi, dan memintanya untuk tidak menambahkan saus. "Terimakasih." Mark pun sudah membeli minum, tapi alangkah terkejutnya dia.
"Chania?" Perempuan yang lebih muda darinya itu hilang dengan dua boneka yang tergeletak di bawah.
Mark melirik kekanan dan kekiri. Pasar ini semakin ramai dan Mark jadi panik sekarang juga. Mark membawa boneka itu dengan tangan yang penuh.
Chania memang hilang, tapi Mark yakin bahwa Chania akan menanyakan boneka juga makanannya. Mark mulai kembali menelusuri seluruh pasar meskipun keadaan pasar semakin ramai.
Mark mulai semakin panik setelah tiga puluh menit tidak menemukan Chania. "Aku harus mencarinya kemana lagi." Mark mulai frustasi sekarang, kemana harus mencari Chania.
"Paman!"
Teriakan itu berasal dari belakangnya. Mark yang mengenali suara itu pun menoleh. "Apa yang lakukan di sana?"
Chania mengeluarkan permen kapasnya yang ada di belakangnya. "Chania beli ini paman."
Mark membuang nafas lega. "Kenapa kau tidak menungguku terlebih dahulu, hm?"
"Abisnya paman nyebelin tadi, jadinya Chania tinggalin."
"Lain kali jangan kaya gitu lagi, ya?" Chania mengangguk, dan Mark pun mengajak Chania untuk pergi ke mobil.
Sesampainya di dalam mobil, Chania memakan permen kapas yang tadinya berbentuk wajah pig itu. "Habis!" Mark menoleh, tumben sekali Chania menghabiskan makanannya.
"Satu lagi." Mark mengangkat plastik berisikan makanan tadi. Chania pun mengambilnya dan mulai memakannya dengan lahap.
"Nafsu makanmu sungguh aneh Chania."

KAMU SEDANG MEMBACA
PaMaN DuDa ||
Fantezieduda anak satu✖️ duda anak dua✖️ duda anak tiga✔️ setelah sang istri meninggal dunia, Mark kini menjadi seorang duda beranak tiga. anak pertama berusia delapan belas tahun, anak kedua berusia tujuh belas tahun dan yang ketiga enam belas tahun. bagai...