=
=
=
Chania terbangun dari tidurnya, setelah itu dia pun sesegera mungkin untuk pergi ke kamar mandi meskipun area bawahnya terasa nyeri. Chania akan memarahi Mark setelah selesai mandi nanti."Ayah, kita memang pernah meminta Chania untuk keluar dari rumah ini. Tapi untuk sekarang, kami tidak ingin Chania pergi, ayah." jujur Jasmin, dan di angguki oleh Chelsse.
Mark pun terdiam, ternyata benar. Chania keluar dari rumah ini karena ketiga putrinya menginginkan hal itu.
"Paman! Kenapa paman melanggar perjanjian paman sendiri?! Paman ingat tidak, waktu pertama kali kita ketemu di pasar? Paman meminta Chania menanda tangani itu, tapi paman sendiri malah melanggarnya. Ini sungguh tidak adil paman." Marah Chania tiba-tiba dan itu cukup membuat ketiga putri Mark kaget.
Leher Chania penuh lukisan indah, bahkan dada putih Chania pun tidak kalah merah dan ketiga anak Mark pun saling pandang.
"Paman, meskipun paman sudah menghukumku, aku tetap akan keluar ya dari rumah ini."
"Duduklah, sarapan dingin itu tidak enak."
Chania pun terduduk, dia merengut sembari menyuapi sarapannya kedalam mulut. Mark sendiri tidak tahu kenapa dirinya seagresif itu semalam, mungkin karena lelah, juga dirinya kesal. Salahkan Chania saja siapa suruh buat orang kesal dan kepanasan sendiri.
"Ayah sudah selesai, jaga Chania selagi ayah bekerja."
"Iya ayah."
Chania pun mendongak, matanya membola. Padahalkan Chania belum selesai memarahi Mark.
"Chania, semalam ayah lakukan apa?" tanya Chelsse dengan polosnya.
Chania hanya bisa menunduk. "Chelsse, cuci piringnya dan segera mandi. Kita ke perpus." perintah Renata, lalu Chelsse pun menurut.
Sedangkan Jasmin, dia malah senyum-senyum sendiri saat melihat Chania. Tapi di balik senyumnya itu, dia pun teringat kejadian di club dua minggu yang lalu bersama Jeno.
Apakah didalam rahimnya akan ada mahkluk hidup? Jasmin jadi kepikiran.
Chania melirik kearah Jasmin, dilihatnya perut Jasmin di elus-elus. Chania jadi yakin bahwa ada sesuatu yang Jasmin sembunyikan darinya.
Chania sudah selesai dengan sarapannya, kini Chania pun memebersihkan meja.
Setelah selesai dengan dapur, Chania melihat taman belakang terlebih dahulu, setelah selsai Chania pun pergi kekamar.
•••
Chania kini sudah berada di kamarnya, koper berwarna hitam itu akan dibawanya untuk pulang.Saat hendak membuka pintu, kamarnya terkunci dari luar, lagi.
"Jasmin, Chelsse, Renata. Buka pintunya!"
Chania terus berusaha membuka pintu kamarnya, tapi nihil. Ketiga putri Mark pernah melakukan hal tersebut, dan mengancam Chania agar keluar dari rumah ini. Tapi sekarang, pintunya dikunci kembali saat Chania akan pergi dari rumah ini.
Apa maunya ketiga putri Mark ini. Kenapa malah membuat Chania bingung.
"Tetaplah didalam, kau tidak boleh keluar dari rumah ini." ucap Jasmin.
Chania pun menghela nafas. "Kenapa? Bukankah kalian yang menginginkan aku keluar dari rumah ini?"
"Tidak untuk sekarang"

KAMU SEDANG MEMBACA
PaMaN DuDa ||
Fantasiduda anak satu✖️ duda anak dua✖️ duda anak tiga✔️ setelah sang istri meninggal dunia, Mark kini menjadi seorang duda beranak tiga. anak pertama berusia delapan belas tahun, anak kedua berusia tujuh belas tahun dan yang ketiga enam belas tahun. bagai...