=
=
=
Bel istirahat berbunyi, ketiga putri Mark berada di kantin sekarang. Mereka tengah merencanakan ketempat mana mereka akan mencari Chania."Dulu kita sengaja menyembunyikan Chania dari ayah dan nenek. Sekarang, ayah malah menyembunyikan Chania dari kita bertiga. Ternyata karma itu benar-benar ada." ucap Renata.
Chelsse mengangguk. "Iya, aku jadi teringat itu. Dulu kita bertiga bersusah payah menyembunyikannya. Tapi sekarang, kita bersusah payah mencarinya. Chania pasti akan sedih jika dia tahu bahwa kitalah yang menyembunyikannya di dalam peti waktu itu."
"Ya, aku sebagai kakak kalian saja merasa malu, karena aku juga ikut terlibat dalam perbuatan konyol itu." jawab Jasmin.
Tuk!
Botol minumnya di letakan di meja dan duduk di sebelah Renata. "Hai, aku boleh gabung nggak?"
"Siapa?" tanya Chelsse sinis.
"Oh, kenalin. Aku Guanlin."
"Chelsse."
"Aku liat-liat, kalian lagi ngerencanain sesuatu ya? Kalian mau lakuin apa emangnya?"
Renata melirik kearah Guanlin sinis. "Kepo banget jadi cowok."
"Apa sih yang nggak buat kamu?"
Jasmin sedikit tertawa, begitupun dengan Chelsse. "Gila ini anak."
"Gila karena mencintai kamu."
Bruk!
Guanlin terjatuh karena Renata mendorongnya. "Lo jangan pernah ganggu gue lagi."
"Shhh sakit loh ini, jangan marah-marah gitu ah."
"Lebay banget jadi cowok, dasar nggak tau malu."
Jasmin mengulurkan tangannya. "Maaf ya, adek aku emang kaya gitu. Kasar."
"Iya kak, nggak papa kok."
Renata sudah pergi, dan mereka tidak jadi untuk merencanakan ke tempat mana mereka akan mencari Chania.
•••
Chania berada di dalam gudang, tidak terlalu sempit. Cukup luas dan nyaman, bahkan di dalamnya ada kamar mandi. Sepertinya ini kamar pembantu. Tapi ada barang-barang kuno juga di sini.Entahlah, tapi malam tadi Chania tidak bisa tidur karena dia takut kecoa, dan anehnya ketakutan Chania terhadap ayunan malah tergambar jelas di benaknya sedari semalam.
"Huft... Chania jadi kangen ayah. Waktu Chania kesusahan pasti ayah selalu ada disamping Chania."
Ctrek!
Pintu gudang di buka dari luar, Mark meminta Chania untuk memasak. Karena tidak terasa hari sudah semakin gelap.
Mark tidak ke resto ataupun kantor, jadilah dia selalu ada di rumah sembari mengawasi Chania.
"Paman, ada obat pengusir kecoa nggak? Chania takut sama kecoa." Bukannya menjawab, Mark malah pergi begitu saja. "Nggak papa, Chania masih bisa ngelawan kecoa kok."
Chania mulai memasak. Kenapa bukan Mark? Entahlah, mungkin Mark sibuk dengan pekerjaannya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Chania sudah selesai membuat empat menu dalam sekejap.
Ya, kemampuan memasaknya semakin meningkat sekarang. "Cepat masuk kedalam gudang." Chania yang hendak menuangkan susu pun terhenti dengan ucapan Mark. "Aku perintahkan sekali lagi, masuk kedalam gudang."

KAMU SEDANG MEMBACA
PaMaN DuDa ||
Fantasyduda anak satu✖️ duda anak dua✖️ duda anak tiga✔️ setelah sang istri meninggal dunia, Mark kini menjadi seorang duda beranak tiga. anak pertama berusia delapan belas tahun, anak kedua berusia tujuh belas tahun dan yang ketiga enam belas tahun. bagai...