31

727 78 2
                                    

=
=
=


Lupakan masalah burger minggu lalu, kini keluarga kecil Mark tengah berkumpul bersama di ruang televisi. Usaha Mark semakin maju sekarang, bahkan restorannya sudah tersebar luas di seluruh kota.

Usaha restoran mendiang ayahnya yang di teruskan oleh Mark kini terkenal, restoran yang mengambil nuansa kanada, jepang, dan korea. Kini banyak dibicarakan orang, bahkan televisi pun mengakui kenikmatan yang dimiliki restoran Jung itu.

"Ayah, ayah sungguh hebat. Restoran ayah terkenal." puji Chelsse yang tengah berbaring di atas paha sang ayah.

Mereka memang tengah terduduk lesehan dengan di alasi karpet bulu yang besar nan lembut. Jasmin dan Renata bersandar pada bahu Chania.

Mark mengelus putri bungsunya itu, ah tidak. Lebih tepatnya calon kakak, karena Chania tengah mengandung anaknya.

"Ya, ini semua berkat doa kalian juga."

Tuhan, tolong berikan kehangatan seperti ini kepada keluarga kecil Mark. Karena inilah yang Mark idamkan sesama Chandani hidup.

"Ayah, apakah adik kita perempuan juga?" tanya Chelsse. Karena anak Jasmin perempuan, jadilah Chelsse menanyakan hal itu.

Mereka sudah mengetahui kehamilan Chania, mereka mengetahuinya karena Chania selalu membeli makanan yang banyak.

"Ayah belum tahu, tapi apakah kau ingin adik perempuan?"

"Tentu, biar Chel bisa main bareng mereka nanti."

Jasmin dan Renata yang mendengar perkataan adiknya itu hanya bisa tersenyum. Umur boleh remaja tapi sikap tidak. Begitulah Chelsse dimata keluarga.

"Renata, gimana sekolahnya? Ibu nggak pernah denger Renata cerita tentang sekolah lagi. Disekolah baik-baik aja kan?"

Renata tersenyum kikuk. Bagaimana dia katakan kepada kedua orang tuanya bahwa dia sedang tidak baik-baik saja.

"A-aku baik-baik saja bu."

"Syukurlah." Percaya Chania.

Renata harus menyembunyikannya hingga dia tahu apakah dia benar sudah di ambil atau belum. Lalu, bagaimana jika dia... ah sudahlah, Renata harus yakin dengan dirinya.

Mark melirik kearah Renata, anak keduanya itu memang jarang berkomunikasi dengannya. Tidak seperti Chelsse.

"Renata."

"Iya ayah?"

"Sudah menetapkan universitas?"

Mark bisa tahu, raut wajah yang di keluarkan anaknya itu sungguh aneh. Ada apa dengannya.

"Belum ayah, aku belum memikirkannya."

"Kenapa? Bukankah minggu depan kau sudah lulus?"

"Ya ayah, tapi aku ingin bekerja saja. Membantu ayah."

Karena Renata sadar bahwa dia anak angkat Mark, jadi Renata segan untuk berkuliah.

"Tidak, ayah tidak izinkan. Jika begitu, ayah akan daftarkan di universitas Yonsei. Kau inginkan?"

Jangan tanya bagaimana kagetnya Renata, Univ itu memang terkenal. Tapi apakah dia tidak membebani?

"Wah.. terima aja kak. Chel juga mau kuliah di sana ayah."

"Tentu, tapi kau harus giat belajar. Ada setahun lagi dari kululusanmu."

Jasmin ikut bahagia karena adiknya bisa menempuh pendidikan di universitas besar.

Ah masalah Jeno, dia sudah membicarakannya dua hari lalu kepada Mark, bahwa dia sudah mempersiapkan tempat pernikahannya. Bukan dari mempelai wanita karena Jeno ingin hanya dialah yang mempersiapkannya.

PaMaN DuDa || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang