9

1.2K 92 3
                                    

=
=
=


"hallo ayah."

"nak, apa kabar?"

"baik ayah."

"syukurlah."

"ayah, Chania kangen ayah."

"benarkah? Anak gadis ayah sedang rindu ayahnya ternyata."

"ayah, Chania di ajak pergi sama Paman Mark besok."

"pergi? Pergi kemana, nak?"

"Paman Mark ada undangan dari teman bisnisnya. Katanya sekaligus pembukaan resto dari teman Paman, tapi Chania nggak sanggup jauh dari ayah, Chania masih bisa tahan kerinduan ini sekarang, karena Chania dan ayah masih di negara yang sama. Tapi buat besok, Chania bakalan keluar negri ayah."

"benarkah? Kenapa anak ayah baru mengabarinya sekarang?"

"Chania juga baru di kasih tahu paman Mark tadi."

"besok ayah akan menemuimu di bandara, pokonya sebelum anak ayah yang cantik ini terbang. Ayah akan menemui Chania terlebih dahulu."

"ayah nggak bohong, kan?"

"tentu, ayah akan ajak ibu dan adik kamu juga."

"oke, Chania tunggu ya ayah?"

"iya nak, sudah mempersiapkan pakaiannya?"

"belum ayah."

"cepatlah bereskan pakaianmu dan juga milik Mark, kasian dia."

"iya ayah, yaudah Chania tutup dulu ya, ayah."

"iya nak."

Tut..

Sambungan telpon pun terputus. Chania segera naik ke atas dan masuk kedalam kamar. Dilihatnya Mark tengah mencari baju dengan koper yang terbuka lebar di atas kasur.

Bruk

Bruk

Mark menyimpan bajunya di atas kasur, Chania pun mendekat. "paman, ini baju yang mau di bawa ya paman?"

"hm." jawab Mark tanpa menoleh.

"Chania masukin ya paman?"

"ya."

Chania pun langsung memasukannya tanpa membuka gantungan bajunya terlebih dahulu. Mark yang belum sadar itu pun masih sibuk memilih baju.

"paman, ini nggak muat. Jangan bawa baju banyak paman."

Mark membalikkan badannya, perasaan baru beberapa baju tapi kok Chania bilang penuh, dan alangkah terkejutnya saat Mark lihat bahwa koper yang besar itu tengah Chania duduki agar dapat tertutup.

"apa yang kau lakukan?" tanya Mark lelah.

"Chania mau tutup kopernya, ini udah penuh, terus diganti sama koper yang baru."

"sikap kekanak-kanakanmu tidak pernah hilang. Biar aku saja. Kau siapkan pakaianmu sendiri." Mark sedikit mendorong Chania dari atas koper.

"Nggak, Chania nggak mau ikut aja. Paman sendiri ingkar janji." Chania melipat kedua tangannya di depan dada.

Mark berhenti untuk merapihkan pakaiannya dan melirik kearah Chania.

"Ya, paman bilang kalau paman nggak bakalan bilang anak-anak ke Chania, tapi paman malah ingkar janji. Chania nggak suka sama orang yang ingkar janji." Lanjurnya sembari mempoutkan bibir merahnya itu.

PaMaN DuDa || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang