8

1.2K 104 1
                                    

=
=
=


"kau kemana pagi-pagi begini, hah?"

"paman, Chania juga nggak tau Chania ada di mana sekarang."

"apa yang kau katakan? Jangan main-main sepagi ini ya Chania. Cepatlah keruang makan, ibu tidak akan sarapan jika kau belum datang."

"paman, Chania nggak main-main kok."

"lalu kemana kau?"

"Chania kan udah bilang, Chania nggak tau ada di mana. Tempatnya gelap paman, dan nggak ada udara sama sekali."

"kau sedang tidak berbohong'kan?"

"Chania nggak pernah bohong paman."

"baiklah, sekarang katakan. Ruangan apa yang kau tempati sekarang?"

"paman... Chania tidak tahu. Ini gelap."

"Chania, jangan putuskan telfonnya."

"Chania, nggak bi-bisa nafas paman."

"tidak, tidak. Kau harus tenang, dan jangan matikan ponselnya. Aku akan menemukanmu secepat mungkin." ucap Mark dengan panik.

"ada apa Mark? Ada apa dengan Chania?"

"Chania terkurung di suatu tempat, tapi ibu tidak usah khawatir. Aku akan segera membawa Chania secepat mungkin."

Mark pergi dan membawa kunci mobilnya. Kemana dia harus mencari Chania? Dilihatnya sambungan telfon mereka belum putus.

"hallo, Chania? Kau masih sadar?"

Dengan sekuat tenaga Chania menjawab. "i-iya paman."

"aku sudah katakan kepadamu sebelumnya untuk tidak ceroboh, dan jangan bersikap seperti anak-anak. Kau memang orang terkonyol yang pernah aku temui, kau memang selalu coroboh. Kenapa kau tidak pernah mendengarkan perkataanku, hah?"

"kenapa paman malah memarahi Chania, hiks... udah, Chania nggak mau telfon paman lagi hiks.."

"Chania, jangan putuskan sambungannya, dan berhentilah menangis."

"nggak, hiks.. paman malah marahin Chania waktu Chania kesulitan kaya gini, hiks... "

"tapi kau memang susah untuk di atur, kau terlalu kekanak-kanakan, Chania."

"Gimana paman aja, Chania nggak akan telfon paman! Biarin aja Chania mati di kegelapan dan nggak ada udara ini."

Tut!

"Chania? Hallo Chania?"

Mark panik, dia kembali menghubungi Chania tapi nihil. "hiks... Ayah, aku takut... Paman Mark bukannya mencari aku, dia malah memarahi aku" Chania menangis di dalam kotak itu.

Chania melihat ponselnya, baterai ponsel Chania hanya tersisa tiga persen saja. Pencahayaan dari ponselnya juga sudah gelap, jadi dia tidak bisa menerangi tempatnya.

Drt..

Drt..

Drt..

Chania melihat ponselnya berdering, di sana menampilkan nama Mark.

"Chania."

"apa sih paman?"

"bagikan lokasimu sekarang di room chat."

"Nggak bisa paman, Chania nggak punya paket data buat kirimnya."

"huft... Baiklah, coba perhatikan sekelilingmu. Apakah kau bisa sebutkan di mana letaknya?"

"gelap paman, tapi di sini berisik banget. Udahlah paman, Chania nggak bisa banyak ngomong karena Chania capek paman."

PaMaN DuDa || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang