=
=
=
Chania sudah berada di kamarnya sekarang, sudah bersih dia pun tidur di atas kasurnya. Tidak apa jika ketiga anak Mark menguncinya lagi, dia sudah membuat persediaan makanan di kamar.Entah mengapa dia merasa gatal. Sepertinya alergi terhadap alpukat itu sudah mulai bereaksi.
Chania memegangi dada, nafasnya naik turun dan rasanya sulit bernafas. Itu yang dia rasakan sekarang. Di ambilnya obat dari nakas. Dia sudah lama menyimpan itu sedari awal masuk rumah ini, dan baru kali ini Chania makan obat itu, lagi.
"Huft... Chania pusing ayah." Chania jadi merindukan ayahnya, jika dia sakit biasanya sang ayah akan membuatkannya bubur dan sup rumput laut.
Chania mulai tertidur dengan rambut yang basah akibat selesai mandi tadi dan belum sempat mengeringkannya.
•••
Mark sudah sampai di rumah, dia tidak masuk kedalam kamarnya. Dia memilih untuk mandi di kamar mandi bawah. Jangan salah, bahwa di lantai bawah juga ada kamarnya Mark dan tentu baju pun sebagian ada di bawah.Mark melihat ketiga anaknya kini tengah asik memasak. "Kemana Chania?"
Kedua anaknya itu pun menoleh. Chelsse memeluk Mark. Jasmin dan Renata tentunya tidak pernah melakukan itu, sudah cukup lama juga sih.
"Ayah, Chelsse sungguh merindukan ayah. Padahal ayah baru pulang kemarin dari belanda, tapi ayah malah bekerja kembali dan seharian meninggalkan kami."
Mark mengelus punggung kecil Chelsse. "Maafkan ayah." Mark kembali melirik kepenjuru rumahnya.
Kemana Chania? Bukankah kemarin pagi Chania ada di rumah? Apa yang terjadi seharian kemarin?
"Ayah, ayo makan bersama?" tawar Jasmin.
"Iya ayah, sudah lama kita tidak makan bersama." balas Renata.
Baiklah, jam sudah menunjukan pukul tujuh. Mark sudah naik dan ketiga anaknya masih menonton televisi di bawah.
Mark membuka pintu kamarnya bersama Chania. Dilihatnya Chania tengah tertidur dengan nyenyak di atas sana. Mark menyimpan tas kerjanya dan menghampiri Chania.
"Wajahnya terlihat pucat." Mark menempelkan tangannya di atas kening Chania.
Alangkah terkejutnya saat Mark merasakan suhu tubuh Chania sangat panas. Dipegangnya lengan dan kaki Chania, itu sungguh dingin. Mark sedikit panik saat dirinya tidak bisa membuat Chania sadar. Mark menggendong Chania, dia mengangkat tubuh Chania dan sedikit berlari.
"Apakah dia benar-benar pergi?" tanya Chelsse.
Kedua kakaknya menoleh. "Sepertinya." jawab Jasmin.
"Kenapa kau memikirkannya? Dia pasti sudah pergi sekarang juga."
"Siapkan mobil, aku akan segera kedepan." perintah Mark kepada orang yang di hubunginya, dan dia pun menyimpan ponselnya pada saku celana. Lalu membenarkan gendongannya.
Ketiga anak Mark itu pun mengikuti Mark ke depan rumah. Disana sudah ada mobik terparkir dengan pintu mobil yang sudah terbuka.
"Ayah, ada apa?" Jasmin bertanya.
"Chania pingsan, badannya pun panas. Kalian tunggu di rumah. Jangan kemana-mana."

KAMU SEDANG MEMBACA
PaMaN DuDa ||
Fantasyduda anak satu✖️ duda anak dua✖️ duda anak tiga✔️ setelah sang istri meninggal dunia, Mark kini menjadi seorang duda beranak tiga. anak pertama berusia delapan belas tahun, anak kedua berusia tujuh belas tahun dan yang ketiga enam belas tahun. bagai...