=
=
=
Sudah seminggu anak-anak Mark selalu pulang telat. Entah apa yang mereka lakukan di luar sana sepulang sekolah. Tapi bukan Mark namanya jika dia tidak mencari tahu alasan dari ketiga putrinya itu, dan hanya Yuda yang bisa membantunya."Pak, bapak lihat perempuan ini nggak?" tanya Chelsse kepada salah satu pria sembari menunjukan sebuah foto.
"Maaf, saya tidak pernah melihatnya."
"Baik, terimakasih pak." Dengan wajah cemberutnya Chelsse melenggang pergi menyebrang.
Setelah dia berhasil menyebrang, kedua bola matanya melihat seorang nenek yang tengah duduk di depan resto kecil.
"Permisi nek, maaf mengganggu kegiatannya, saya mau bertanya apakah nenek melihat orang ini?" Diperlihatkanlah foto Chania kepada wanita tua tersebut.
Bukannya menjawab, sang wanita tua itu hanya bisa menangis. "Ya ampun nek, nenek kenapa nangis?" Chelsse sedikit mensejajarkan sang nenek yang tengah terduduk itu, dan memberikan tisu.
Sepertinya wanita tua itu belum juga tenang, akhirnya Chelsse memilih untuk mencari kursi kosong dan duduk depan sang nenek untuk dimintai jawabannya.
Wanita tua itu kini menatap sendu kearah Chelsse. "Kau sudah gadis, nak."
Chelsse yang tidak mengerti yang di maksud oleh sang nenek pun hanya bisa tersenyum. "Maaf nek, tapi nenek belum jawab pertanyaanku yang tadi."
Wanita tua itu lagi-lagi malah mengacuhkan pertanyaannya dan malah mengelus pipi bagian kiri milik Chelsse.
"Ternyata kau memang mirip dengan ibu mu. Bahkan orang yang kau cari adalah orang yang ibumu cari juga."
Semakin pusing dengan ucapan sang nenek, akhirnya Chelsse memilih berdiri. "Maaf, tapi aku nggak kenal nenek, dan kenapa nenek menyentuhku seperti itu? Jika nenek tidak ingin aku tanyai, aku akan bertanya kepada yang lainnya."
Eunso tersenyum gemas. "Tunggu dulu nak, nenek tahu orang itu."
Seketika wajah Chelsse berubah drastis, dia langsung ceria dan kembali duduk di hadapan sang nenek.
"Namanya Chania."
Chelsse menutup mulutnya kaget, ternyata nenek di hadapannya ini benar-benar kenal Chania.
"Jangan kaget seperti itu, dulu Chania adalah anak asuh nenek di panti. Dia adalah--"
"Chelsse!"
Pria tampan nan muda itu menghampiri Chelsse yang kini tengah duduk bersama wanita tua.
"Ayo, bentar lagi hujan." tarik Jisung, dan Chelsse pun menolak.
Chelsse pun berdiri dan mendekat kearah telinga Jisung berbisik. "Dia kenal sama ibu." Jisung pun menggeleng tidak perduli, prinsipnya kini adalah pulang. Jika Chelsse kehujanan, dia akan jatuh sakit.
"Pokonya kita pulang sekarang." Lagi-lagi Jisung menarik pergelangan tangan Chelsse.
Chelsse yang lebih kecil dari Jisung pun sedikit terbawa oleh tarikan Jisung, tapi dia tidak kalah untuk menolak.
"Nenek! Pokonya kita harus ketemu besok!"
Eunso hanya bisa tersenyum sendu melihat Chelsse yang berusaha menolak pria tampan itu. Keadaan Eunso yang lumpuh dan kedua bola matanya yang mengalami Glaukoma hanya bisa berdoa agar dia tidak kehilangan pita suaranya untuk menjelaskan kepada Chelsse di suatu saat nanti.
•••
"Lo pengacau!"Jisung yang di pukuli Chelsse pun menepikan kendaraan dua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PaMaN DuDa ||
Fantasyduda anak satu✖️ duda anak dua✖️ duda anak tiga✔️ setelah sang istri meninggal dunia, Mark kini menjadi seorang duda beranak tiga. anak pertama berusia delapan belas tahun, anak kedua berusia tujuh belas tahun dan yang ketiga enam belas tahun. bagai...